METHODIS
I.
Pendahuluan
Gereja Methodis adalah sebuah
gereja Protestan. Gereja Methodis berasal dari Gereja Anglikan di Inggris.
Metodis adalah perkembangan dari aliran protestan Anglikan yang berkembang pada
abad ke 18. Gereja tersebut tidak jauh beda
dengan aliran lainnya yang sudah pernah kita bahas seperti Anglikan. Dilihat
sejarah secara ringkas, pokok-pokok penting ajaran Methodisme yang bersumber
dari ajaran-ajaran pendiri gereja tersebut yaitu John Wesley. Di mana Methodis
juga memiliki beberapa tokoh sebgai pendirinya juga memiliki paham-paham serta
dampaknya bagi Pekabaran Injil ke seluruh dunia.
II.
Pembahasan
2.1.Pengertian Methodis
Methodisme pada awalnya merupakan
nama ejekan terhadap sebuah wadah keagamaan di Oxford yang dikenal juga dengan
nama “perhimpunan Kudus”. Hal
yang membedakan dan menyebabkan mereka disebut kaum Methodis oleh orang lain,
sistem methodis mereka dalam melakukan segala sesuatu. John
Wesley adalah pendeta yang rajin Ia
memfokuskan perhatian sebagai tenaga pelayan kerohanian di Lincoln College,
Oxford, Wesley mengumpulkan anak-anak muda dalam sebuah kelompok dengan tekanan
kegiatan mempelajari Alkitab, ibadah, perjamuan kudus dan pelayanan sosial.
Kelompok ini akhirnya disebut Methodis. Perkumpulan
yang berkumpul secara teratur serta disiplin yang tinggi membuat apa yang mereka lakukan adalah suatu
kegiatan yang asing bagi sekelompok mahasiswa lainnya saat itulah munculnya
nama ejekan tersebut “Methodis” pada tahun 1729. Makna
dari lambang Metodis adalah: Salib Yesus Kristus adalah pusat dan kekosongannya adalah keselamatan kita, api roh
kudus mengirimkan kita untuk melayani di dunia ini, menambahkan bahwa kedua
nyala api berbaur membentuk satu nyala api seperti gereja
yang bergabung.
Dalam bukunya Richard Daulay: bahwa makna lambing tersebut adalah salib dan
lidah api yang melambangkan pengorbanan Kristus dan kehadiran Roh Kudus dalam
Gereja.
2.2.Sejarah Lahirnya
Methodis
Pada sekitar akhir abad ke-17
gereja-gereja Anglikan, Lutheran, dan Calvinis (Reformed) di Eropa oleh banyak
orang dilihat sudah semakin kaku, dingin, tidak bergairah dan kurang menghargai
manusia. Padahal masyarakat beragama, menambakan perbuatan dan perlakuan yang
lebih baik. Kerinduan ini mendorong lahirnya gerakan Pietisme dan pada gilirannya
melahirkan gereja, yaitu : Gereja Methodis (Wesleyan).Methodis
adalah aliran kekristenan yang muncul di
Inggris pada abad ke-18. Pada
awal abad ke-18 Inggris masih merupakan negeri Agraris yang sedang bersiap-siap
memasuki era industri modern melalui Revolusi Industri yang berlangsung sejak
pertengahan abad itu. Diantara bangsawan dan tuan-tuan tanah di satu pihak dan
buruh tani di lain pihak terdapat kesenjangan yang sangat besar termasuk dalam
pemenuhan kebutuhan sandang-pangan sehari-hari. Kesenjangan itu tidak berkurang
ketika roda Revolusi Industri berputar semakin cepat.Para buruh tani dari desa
mengalir ke kota-kota menjadi buruh pabrik. Sementara kaum bangsawan dan
kapitalis bersenang-senang menikmati kemakmuran mereka, kaum buruh dan
penganggur berjuang mempertahankan hidup
di tempat-tempat kumuh. Sehingga tingkat kriminalitas sangat tinggi dan wabah
penyakit akibat kotornya lingkungan dan banyaknya pelacuran. Masalah sosial
seperti inilah, terutama terhadap masyarakat kelas bawah dan para narapidana
pelaku tindak kriminal yang tidak dipedulikan oleh Gereja Anglikan pada masa
itu. Kota
Inggris penuh dengan kesibukan. Orangtua maupun yang muda bahkan anak-anak
sibuk bekerja, ketika itu Gereja Anglikan sebagai Gereja resmi Inggris ternyata
tidak memperhatikan keadaan ini. Moral juga sudah bobrok, buruh dan orang-orang
miskin hidup terlantar.
Keadaan kerohanian di Inggris pada
zaman itu sangat menyedihkan. Orang-orang kaya dan orang-orang terpelajar
dipengaruhi oleh Pencerahan, sehingga mereka menghina Gereja. Orang-orang
miskin pun dihina oleh gereja, yang tidak melayani mereka, sehingga mereka
tidak tahu apa-apa tentang Injil. Pencerahan telah berpengaruh besar, sehingga
banyak pendeta dalam khotbah memuji-muji keunggulan akal budi dan kemajuan yang
dihasilkan ilmu pengetahuan. Gereja
Methodis berasal dari Gereja Anglikan di Inggris. Pendirinya adalah John
Wesley, seorang Pendeta Gereja Anglikan yang bermaksud mengadakan pembaharuan
kerohanian Gereja Anglikan (bukan bermaksud memisahkan diri dari Anglikan)
tetapi akhirnya berpisah juga dari Gereja Anglikan. Tujuan John Wesley pada
mulanya hanyalah memberitakan injil kepada orang banyak, terutama buruh-buruh
industri yang sudah lama tidak terjangkau oleh pelayanan gereja resmi. Yang
dilakukan John ternyata dipandang buruk oleh gereja Anglikan bahkan John Wesley
dianggap pemberontak. Sebenarnya
ia ingin memperbaiki pola pelayanan gereja Anglikan yang pada saat itu bagi dia
sungguh memperhatikan. Di saat itulah dia membentuk kelompok diskusi yang
disebut Methodis dengan kelompok diskusi tersebut banyak orang dapat memahami
Firman Tuhan dan diajar untuk
memberitakannya.
Setelah penahbisan John Wesley menjadi seorang Imam (Pendeta) John Wesley ikut
dalam Holy Club, sebuah perkumpulan
yang didirikan oleh adiknya Charles Wesley di Oxford.
Charles yang telah memulai “Holy Club” (Klub Suci), yang tidak lama kemudian
dipimpin John.Mereka menggunakan metode-metode keras dalam pencarian kesucian.
Anak-anak muda itu mencari keselamatan, namun latihan-latihan devosional yang amat keras pun tidak
memberi kedamaian kepada John (1729).
Pada tahun 1735, John bertemu
dengan serombongan penginjil dari gereja
Moravia yang sedang dalam perjalanan ke Amerika. Lalu John diundang dan
bersedia menjadi chaplain (pelayan Rohani)
untuk persekutuan kaum Imigran Inggris di Savanah, Georgia, Amerika, sambil
menginjili di kalangan masyarakat Indian. Dalam perjalanan dengan kapal laut ke
Amerika, John Wesley (yang juga didampingi oleh adiknya Charles dan beberapa
anggota Holy Club lainnya). Sangat
kagum melihat ketenangan dan keteguhan iman para penginjil Moravia tersebut. Saat
itu kapal tersebut diserang badai
saat badai itu mengamuk para penumpang termasuk John merasakan ketakutan namun,
sejumlah orang Moravia (Herrnhut) tersebut menyanyikan lagu pujian atau
kidung-kidung Rohani memuji Tuhan dengan wajah berseri. Ketika gelombang
mengahantam para penumpang berteriak namun sejumlah orang Moravia tersebut
meneruskan nyanyian mereka seolah-olah tidak terjadi apapun. Keesokan harinya,
John bertanya kepada salah seorang Moravia apakah mereka takut dan dia menjawab
tidak dan berkata “Saya bersyukur kepada Allah” begitu juga istri dan
anak-anaknya karena mereka tidak takut mati.
Setelah melayani di Georgia yaitu
masyarakat Indian, kurang dari dua tahun dan merasa gagal, dia kembali ke
Inggris setidaknya dia telah semakin dalam berkenalan dengan kaum Pietis
Moravia, yang ia perdalam lagi setelah kembali ke Inggris.
Yang terjadi pada 1738, di London dia bertemu dengan Peter Bohler, seorang beraliran
Moravia, Bohler menasihati Wesley untuk berdoa memohon pimpinan Tuhan, sehingga
Roh Kudus dapat berbicara di dalam hatinya dan meyakinkan dia.
Mengingat pertemuannya dengan penginjil Moravia yaitu A.G. Spangenberg dan
Peter Bohler yang menyatakan bahwa upaya-upaya Wesley mengejar kesucian sangat
dangkal, karena ia tidak punya iman yang sejati kepada Yesus Kristus.
“Berkhotbahlah sampai kamu mempunyai iman, dan nanti karena kamu sudah
mempunyainya kamu akan mengkhotbahkan iman”. Pada
24 Mei, Wesley mengunjungi persekutuan orang-orang Moravian di daerah
Aldersgate, tempat tafsiran Luther terhadap surat Paulus kepada jemaat di Roma
sedang dibacakan. Pada pukul 20:45 malam, tiba-tiba Wesley merasakan sesuatu
dalam hatinya, sehingga terasa dihangatkan dengan suatu cara yang ajaib.
Sehingga dia merasa bahwa kepercayaan sepenuhnya kepada Kristus itu sajalah
yang dapat memberikan keselamatan. Dia mendapatkan kepastian bahwa Dia
benar-benar telah menanggung dosa-dosa nya dan menyelamatkan-nya dari hukum
dosa dan maut.
Pada 1739, terjadi perpecahan antara Wesley dengan para pengikut yang
berhubungan dengan Moravian, dan keduanya terpisah. Wesley
mendirikan persekutuan-persekutuan rohani, berkhotbah di ladang-ladang terbuka,
dan mulai mengutus para pengkhotbah. Ketika
uskup-uskup gereja Inggris yang resmi, yaitu Gereja Anglikan tidak mau
menahbiskan orang-orang tersebut menjadi pendeta, Wesley sendirilah yang
menahbiskan mereka. Tindakan itu berarti bahwa ia mendirikan gereja yang baru,
yaitu Methodis.
Wesley menghadapi krisis sosial yang melanda Inggris dengan serius. Dia menghadirkan
Injil di tengah-tengah masyarkat. John
bertemu dengan situasi yang memprihatinkan
tersebut Jhon dan Charles Wesley pelayanan mereka dimulai dengan cara
mengumpulkan para pekerja dan orang-orang miskin di dalam beberapa kelompok dan
disana mereka mendengarkan Firman Tuhan. Melihat keadaan ini Gereja Anglikan
menekan John Wesley bahkan akhirnya mengeluarkannya dari keanggotaan gereja
Anglikan. Namun ia tidak pernah berhenti bahkan ia pernah berkhotbah di atas
kuburan Ayahnya sendiri di sekitar lokasi gerja Anglikan. Melihat
kelompok-kelompok yang dibentuk, ia mendidik pengkhotbah awam. Ejekan dan
tindakan Gereja Anglikan terhadap mereka menjadikan kelompok tersebut lebih
matang.Pada April 1777 Jhon meletakkan batu pertama untuk pembangunan sebuah
kapel di City Road, kapel ini dibuka resmi pada 1778 yang dipakai kelompok
Methodis untuk tempat beribadah dan bersekutu.
Orang-orang Methodis kemudian keluar dari Gereja Anglikan serta mengorganisir
gereja sendiripada tahun 1795.
2.3.Tokoh-Tokoh Dalam
Gerakan Methodis
2.3.1.
John
Wesley (1703-1791)
John Wesley lahir di Epworth,
Inggris pada 17 Juni 1703. Jhon
Wesley adalah anak ke-15 dari 19 bersaudara. Orangtuanya adalah Samuel dan
Susanna Wesley.
Ayahnya adalah seorang Pendeta Gereja Anglikan.
Sejak kecil ia biasa di panggil Jacky. Susanna selalu mendidik anak-anaknya,
mengajar mereka agar hidup berdisiplin, bersopan santun serta taat kepada
perintah orangtuanya. Susanna juga tidak pernah lupa mengajari mereka berdoa
yang baik dan senantiasa bernyanyi bersama dengan anak-anaknya.
Begitu ia bisa berjalan, ia diajari untuk membaca Alkitab, dan ia dibesarkan
dengan pola asuh yang sangat keras sekaligus Rohani.
Pada saat berumur 5 tahun tempat tinggal keluarga Wesley kebakaran dan ia
adalah orang terakhir yang diselamatkan dalam kobaran api tersebut. Ia menganggap
dirinya sebagai “puntung kayu yang ditarik dari nyala api” oleh Tuhan untuk
suatu tujuan yang istimewa.
Atau disebut “api yang dipetik dari kebakaran itu”, seseorang yang akan dipakai
Allah untuk menyulut iman pada ribuan orang. Ketika
beranjak dewasa, John Wesley mengikuti jejak ayahnya mengikuti persiapan untuk
pelayanan dengan bersekolah di Oxford University. Kemudian
ia membantu jemaat Anglikan ayahnya selama beberapa tahun, keresahanpun mulai
meliputi dia. Meskipun dia tahu doktrin-doktrin keselamatan, namun semuanya itu
belum menyenangkan hatinya. Ia
belajar di Christ Church, Oxford pada tahun 1725 ia ditahbiskan. Ia kembali ke
Oxford dan menjadi dosen Lincoln College dan menjadi salah satu pendiri
perkumpulan kudus. 1738 Wesley lebih sadar akan kebutuhan spritualnya ia
mendapat bantuan dari orang-orang Moravia, khususnya dari seorang bernama Peter
Bohler. Bagi kebanyakan gereja Inggris terlalu congkak menyatakan bahwa bukti
kekristenan yang paling kuat adalah kesaksian batin dari lahirnya roh kudus, namun
Wesley justru melihatnya sebagai “dasar agama Kristen” dan “doktrin utama
Methodis”. John Wesley setiap tahun menempuh perjalanan dengan 5.000 Mil dengan
kuda sehingga ia disebut “pengendara kuda Allah”. Ia biasa berhenti lalu
berkotbah kepada siapa saja yang mau mendengar.Tak lama setelah pengalamannya
dengan Boehler, hidup Wesley secara dramastis berobah, yaitu setelah ia
mengalami pertobatan injili pada tanggal 24 Mei 1738. Pengalaman itu dicatat
Wesley dalam journal (catatan
harian)-nya sebagai berikut:
“Senja itu dengan
sangat enggan aku pergi ke seluruh persekutuan di Jalan Aldersgate. Disitu
seseorang membaca Pengantar Luther Kepada Surat Roma. Kira-kira jam Sembilan
kurang seperempat, sementara ia menguraikan perobahan yang Allah kerjakan di
dalam hati melalui iman kepada kristus, aku secara aneh merasa hatiku
dihangatkan. Aku merasa betul-betul mempercayakan diri kepada Kristus; Kristus
saja, demi keselamatan; dan suatu kejaminan diberikan kepadaku, bahwa ia telah
menyingkirkan dosa-dosaku, dan menyelamatkan daku dari hukum dosa dan maut.”
John Wesley dan Charles Wesley mulai berkotbah di
Inggris dalam gedung-gedung gereja untuk membangun hidup rohani gereja Anglikan,
seorang lagi yaitu George Whitefield yang juga adalah seorang pengkotbah. Klerus
resmi dari gereja Anglikan sangat menentang pekerjaan mereka sehingga 1739
mereka terpaksa berkotbah diluar gedung gereja dan lapang-lapangan atau
dipadang-padang dan lorong-lorong. Kedua bersaudara Wesley dan temannya
Whitefield menyerahkan segenap hidupnya kepada tugas itu. Dalam banyak
perjalanan mereka john Wesley berkotbah sampai 40.000 kali dan Whitefield
meninggal lebih muda sampai 18.000 kali suara Whitefield demikian kuatnya
sehingga dapat didengar oleh beribu-ribu di padang. Juga
ada beberapa karya Wesley yaitu, menulis 200 buku dan 72.000 anggota Methodis. John
Wesley juga dalam buku hariannya tercatat tentang tinjauannya atas sekolah
minggu di Bolton yang ia kunjungi tanggal 20 April 1788. Sebagian anak-anak
bekerja dalam kelompok yang terdiri dari enam, delapan atau sepuluh orang untuk
melawat orang miskin yang sakit. Anak-anak itu memberi kesaksian, menghibur dan
mendoakannya. Disini terlihat bahwa memang John Wesley memperhatikan anak-anak. Sekolah
yang dikelola John Wesley adalah “Kingswood School” di Inggris pada tahun 1740.
Sekolah ini dikhususkan untuk mendidik anak-anak pendeta sekaligus pengembangan
Sekolah Minggu. selain itu juga Wesley membuka sekolah untuk anak-anak orang
miskin di London dan satu sekolah untuk anak yatim piatu di Newcastle. 2 Maret
1791 tepatnya John Wesley berumur 88 tahun ia mengumpulkan sahabat dan beberapa
jemaat untuk menguatkan mereka dan mengingatkan mereka tentang pelayanan, ia
mengatakan: “…segala sesuatunya adalah yang terbaik… Tuhan beserta kita”
kemudian ia menghembuskan nafas yang terakhir.
2.3.2.
Charles
Wesley
Charles Wesley adalah adik dari Jhon Wesley yang
juga lahir di Epworth pada 18 Desember 1707.
Charles Wesley adalah anak ke-19, dia juga menerima pendidikan disekolah yang
sama dengan abangnya. Ia ditahbiskan menjadi pendeta pada tahun 1735. Charles
Wesley terkenal karena bakatnya dibidang musik dan pencipta lagu rohani yang
menjadi sarana penting dalam mengorbankan semangat kebangunan rohani. Ia
mengarang 6.500 nyanyian dan 65 buah terdapat dalam buku Methodist Hymnal.
Banyak lagu yang diubah Charles yang iramanya penuh dengan sukacita. Lagu
itu sering tercipta dalam perjalanan naik kuda, sehingga banyak lagu-lagu itu
mempunyai irama naik kuda. “Beribu
Lidah Patutlah” Charles mendengar khotbah Bohler yang mengatakan: “andaikan
kumiliki seribu lidah aku mau memuji Tuhan Yesus dengan semuanya” di kapal
perjalanan ke Amerika. Sesudah Charles Wesley kembali dari Amerika dia
merasakan bahwa dia tidak mempunyai ketentraman didalam hidupnya seperti Bohler
pada 21 Mei 1738, ia menyerahkan diri kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamatnya. Sesudah itu dia mulai menciptakan syair-syair untuk nyanyian
gereja pada setiap kesempatan dan untuk semua keperluan belajar dan ibadah. Dan
ia tidak berhenti menulis sampai akhir hidupnya. Pada
tanggal 21 Mei 1739, Charles menulis himnenya yang paling terkenal, “O for
Thousands Tounges to Sing”.
Wesley bersaudara ini juga tidak hanya memakai lagu-lagu untuk memuji nama
Tuhan tetapi juga sebagai alat mengajar orang mengenai kepercayaannya. Saat
mereka di Amerika, John dan Charles menyusun sebuah buku nyanyian rohani yang
menjadi buku pertama diterbitkan disana. Mereka merasakan pentingnya cara
bernyanyi di waktu ibadah, dan dia memasukkan petunjuk-petunjuk bernyanyi pada
awal buku nyanyian rohaninya.
2.3.3.
George
Whitefield (1714-1770)
George Whitefield lahir dari keluarga yang miskin di
Glouchester, Inggris pada tahun 1714.Pada masa kecilnya George sudah terbiasa
hidup dalam penderitaan karena ayahnya bekerja sebagai penjaga rumahpenginapan.Penderitaan
hidupnya makin bertambahketika ayahnya meninggal.Meskipun hidup dalam serba
kekurangan, ibunya berusaha untuk menyekolahkannya dengan baik. Pada tahun 1733
Whitefield belajar pada Universitas Oxford di sini ia bershabat dengan John dan
Charles Wesley. Wesley bersaudara mempunyai sebuah organisasi di Oxford yang
disebut Klub Kudus dan Whitefield
bergabung dengan mereka .pada tahun 1736 ia ditahbiskan menjadi pendeta dalam
aliran Gereja Anglikan. Semangatnya untuk memberitakan Injil berkobar-kobar. Ia
berkhotbah di Bristol dengan sangat mengaggumkan dan di hadiri banyak
pengunjung. Ia berkhotbah di ruangan terbuka. Suaranya sangat keras sehingga
dapat didengar dengan jelas oleh ribuan orang. Diantara Whitefield dan dan
Wesley bersaudara memang terdapat persahabatan yang baik sekali sejak di Oxford
hingga pertentangan mereka tentang
ajaran Predestinasi. Diantara mereka memilki perbedaan yang tajam tentang
pandangan mereka terhadap ajaran Calvin mengenai predestinasi. Pandangan
perbedaan ini menyebabkan terjadinya perpisahan.Wesley bersaudara menolak
ajaran Predestinasi dan memerima ajaran Arminisme. Sedangkan Whitefield mempertahankan
dengan gigih ajaran Predestinasi Cavin. WhiteFiled meninggal dunia akibat
serangan asma di Newburyport, Massachutessete pada tahun 1770 dalam umur 56 tahun.
2.4.Paham-Paham Methodis
Pokok-pokok penting ajaran Methodisme bersumber dari
Jhon Wesley.Dia adalah Teolog Rakyat bukan teolog kelas berat seperti Luther,
Calvin dan lain-lain. Ada 7 ajaran pokok Jhon Wesley yang perlu dibahas yaitu:
pembenaran oleh iman, kelahiran baru, kepastian keselamatan dan kesempurnaan
Kristen, kehilangan kasih karunia, penginjilan dan semangat injil dan ijin
untuk mengangkat sebuah injil:
2.4.1.
Pembenaran
Oleh Iman
Pembenaran oleh iman adalah pengampunan dosa. Allah
membenarkan manusia melalui karya pendamaian oleh darah anak-Nya. Dalam hal ini
Allah menunjukkan keadilan-Nya dengan penghapusan dosa yang sudah lalu (Roma
3:25). Jadi, Pembenaran oleh iman dan pengampunan dosa itu tidaklah sesuatu
yang hanya dipahami, tetapi harus dialami.Karena yang dialami Jhon Wesley di
Aldersgate (London) tanggal 24 Mei 1738.Hari itu diperingati sebagai pertobatannya.Atas
dasar inilah John Wesley memberi teknan pada pengalaman sebagai pilar teologi
Methodis, disamping Alkitab, akal budi dan tradisi.
2.4.2.
Kelahiran
Baru
Menurut Jhon Wesley, ajaran pembenaran oleh iman
dengan kelahiran baru ibarat satu mata uang dengan dua sisi. Keduanya tidak
dapat dipisahkan walau dapat dibedakan. Dia mengatakan pada saat Allah
mengampuni kita saat itu juga Allah mengampuni kita, saat itu juga Allah
menciptakan kita secara baru. Jhon Wesley mencontohkan kelahiran baru itu
dengan kelahiran manusia secara jasmaniah. Kelahiran jasmani (tubuh) ialah
momentum permulaan hidup secara fisik dalam dunia ini. Bukti bahwa seseorang
telah lahir baru ialah mempunyai iman, pengharapan, dan kasih (1 Kor 13:13). Kelahiran
baru, adalah syarat mutlak untuk memperoleh hidup yang kekal. Siapa yang tidak
dilahirkan kembali, dia tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah, kata Yesus
kepada Nikodemus dalam Yohanes 3:5.
2.4.3.
Kepastian
Keselamatan
Menurut John Wesley, manusia mengetahui bahwa Allah
telah membenarkannya, bahwa Allah telah mengampuni dosa-dosanya dan bahwa Allah
telah menciptakannya menjadi manusia baru .dasar Alkitabnya yaitu:
·
Roh itu bersaksi
bersama-sama dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah (Roma 8:16)
·
Barangsiapa percaya
kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya (Galatia 4:6;
Roma 5:5)
Kepastian keselamatan ialah
kesaksian Roh Kudus kepada roh kita yang meyakinkan bahwa kita adalah anak
Allah, bahwa kita dikasihi Yesus Kristus, bahwa Yesus Kristus telah menyerahkan
hidup-Nya untuk kita, bahwa semua dosa kita telah diampuni dan kita
diperdamaikan dengan Allah. Gereja Methodis meyakini sebagaimana John Wesley
bahwa kehidupan orang Kristen merupakan kehidupan yang berdasarkan hubungan
pribadi dengan Krsitus. Jadi kepastian itu adalah kepastian yang lahir secara
berangsur-angsur, berkembang setahap demi setahap sampai pada kepastian
keselamatan akan hidup yang kekal.
2.4.4.
Kesempurnaan
Kristen
Ketika manusia mengalami lahir baru, maka kesucian
hati dimulai dan bertumbuh kearah Dia yang adalah kepala kita (Efesus 4:16).
Ajaran tentang kesempurnaan ini berhubungan dengan kasih. Ini menyangkut
pertumbuhan kasih Kristiani yang dimiliki seseorang. Sejauh mana seseorang
mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa , akal budi dan mengasihi sesama
manusia seperti diri sendiri, sejauh itulah kesempurnaan hidup seseorang. Kita
menuju kasih yang sempurna itu.John Wesley sendiri tidak mengatakan dia sudah
sempurna, tetapi itu menjadi tujuannya, menuju kesempurnaan.
2.4.5.
Kehilangan
Kasih Karunia
Penebusan dan keselamatan disediakan bagi semua
orang, dan kendati seseorang telah menerimanya, bisa saja bahwa pada akhir
hidupnya ia murtad. Dengan ini sekaligus ditolak pandangan Calvin, bahwa bila
seseorang telah ditetapkan dan dipilih Allah sejak semula untuk selamat, ia
tidak akan mungkin kehilangan keselamatan itu. Tentu umat Metodis bersama
seluruh umat kristiani bersukacita kalau tak seorangpun yang telah datang
kepada Kristus menjadi Murtad. Tetapi kodrat manusia adalah lemah dan dosa
masih berkuasa. Karena adanya kemungkinan untuk jatuh dan kehilangan kasih
karunia ini, maka Gereja Metodis senada dengan ajaran Tuhan Yesus tentang hal
berdoa selalu mengingatkan umat beriman agar waspada dan berdoalah agar kamu
jangan jatuh kedalam pencobaan.
2.4.6.
Penginjilan
dan Semangat Injil
Wesley yang mengobarkan kebangunan rohani dan
semangat menginjili yang membuat dia dan pengikut-pengikutnya dipandang sebagai
pelopor gerakan injili, maka gereja Metodis mendorong umatnya jadi bukan hanya
penginjil professional namun semua juga dikobarkan oleh semangat yang sama.
Setiap jemaat lokal harus punya perhatian dan upaya yang konkret di bidang ini.
Tujuannya terutama adalah menjangkau orang-orang yang belum mendengar injil,
agar pada akhirnya sebanyak mungkin orang mendapat tempat didalam kerajaan
Allah yang dipenuhi dengan damai sejahtera. Metode penginjilan bisa
bermacam-macam tapi prinsipnya tetap sama: mengkomunikasikan kebenaran Allah
kepada manusia. Diantara sekian banyak metode, yang sering digunakan adalah
khotbah kebangunan rohani (revival
preaching) dan kunjungan penginjilan (visitation
evangelism).
2.4.7.
Ijin
Untuk Mengangkat Sebuah Injil
Pada pasal terakhir dari 25 pokok-pokok kepercayaan
Methodis menentukan pendapat berbagai gereja bebas antara lain kaum Anabaptis, Wesley menegaskan bahwa orang
Kristen dapat mengangkat sumpah. Wesley dan umat Methodis yakin bahwa Alkitab
tidak melarang orang Kristen melakukan hal itu di hadapan pemerintah dan
pengadilan, “ asalkan sumpah itu sesuai dengan iman, kasih di dalam keadilan (kharitas) dan kebenaran”.
2.5.Jabatan Gerejawi
Methodis mempercayai bahwa jabatan dalam gereja
bersumber dari Yesus Kristus yang hakikatnya adalah pelayanan, sebagaimana
terdapat dalam Markus 10:45. Methodis mengakui doktrin” imamat am orang
percaya”. Jabatan yang dimiliki Methodis sesuai tradisi Methodist secara umum,
yaitu:
1.
Bishop
Bishop dipilih untuk seumur hidup (for life), jabatan seorang bishop
memiliki periode (for tirm); ia harus
dipilih sekali untuk empat tahun. Kalau dia tidak terpilih lagi, maka (secara
formal) dia tidak disebut bishop lagi. Kalau masih aktif (belum pensiun), maka
sehabis jabatan sebagai bishop, dia dapat ditempatkan sebagai bishop yang baru
untuk melayani di jemaat. Bishop hanya bisa menjabat dua periode berturut-turut (1 periode untuk
empat tahun).
2.
Pimpinan
Distrik (District Supetintendent)
Jabatan District Supetintendent bisa juga disebut Pimpinan Distrik atau
Praeses yang sering juga dikatakan sebagai bishop kecil. District Supetintendent bertugas sebagai pembantu bishop di
distriknya masing-masing. District
Supetintendent bertindak sebagai “konektor” antara konferensi tahunan
dengan jemaat atau antara bishop dengan pendeta (pemimpin jemaat), di setiap
wilayah konferensi tahunan terdapat suatu kabinet yang terdiri dari bishop
(sebagai ketua) dan para District
Supetintendent sebagai anggota. Tugas kabinet paling penting adalah
memutuskan mutasi dan penempatan para pendeta dan guru injil.
3.
Pendeta
Pendeta dalam Metodis melaksanakan
tugas untuk memberitakan firman Tuhan, melaksanakan Sakramen Baptisan Kudus dan
Perjamuan Kudus, pendeta juga melaksanakan tugas pemeliharaan rohani atau
pengembalaan. Pendeta Metodis terdaftar dalam konferensi Tahunan dengan status
“anggota penuh” (full membership).
Artinya, pendeta tidak tergabung dalam suatu jemaat tertentu, tetapi dia adalah
anggota konferensi Tahunan.yang tergabung dalam satu jemaat hanya istri dan
anak-anak pendeta.
4.
Guru
Injil`
Guru Injil atau Lay Leader adalah
yang melayani di suatu jemaat, jika dalam suatu jemaat tidak ada pendeta yang
ditetapkan bishop maka otomatis Guru Injil lah yang menjadi pemimpin jemaat,
kecuali melaksanakan sakramen.
5.
Lay
Speaker
Lay speaker
disebut juga dengan Pengkhotbah Awam. Tugasnya adalh membantu pendeta dan Guru
injil dalam melaksanakn tugas pemberitaan firman dan memimpin kebaktian.
2.6.Tata Ibadah Gereja
Methodis:
1. Ucapan
Selamat
2. Prelididum
(saat teduh)
3. Bernyanyi
4. Votum
atau Panggilan berbakti
5. Bernyanyi
6. Doa
Pengakuan Dosa
7. Firman
Penyegaran Iman
8. Doa
Bapa Kami
9. Bernyanyi
10. Responsoria
11. Gloria
Patri
12. Pengakuan
Iman Rasuli
13. Bernyanyi
14. Pembacaan
Epistel
15. Warta
Jemaat
16. Doa
Syafaat
17. Persembahan
18. Penyerahan
Persembahan
19. Bernyanyi
20. Khotbah
21. Bernyanyi
22. Doxology/
Berkat
23. Bersalaman
Namun, tata ibadah dalam Gereja Methodis tidak semua
sama. Tata ibadah dalam setiap Gereja tersebut tergatung kepada konteks Gereja
itu berdiri, namun meski berbeda makna harus tetap sama.
2.7.Perkembangan Gereja
Methodis
Pada anggapan Wesley, seorang
Kristen sanggup mencapai kesempurnaan dalam pengudusan hidup, oleh usahanya
sendiri dengan bantuan Roh Tuhan.inilah ajaran “perfeksionisme”. Jadi Theologia Wesley bercorak Arminian. Pandangan
itu dilawan oleh Whitefield, yang mempunyai theologia calvinis dan mendasarkan pertobatan
dan kekudusan hidup itu pada predestinasi. Perbedaan pendapat ini menyebabkan
perpisahan antara pekerjaan Wesley dan Whitefield (1741), tetapi mereka tetap
bersahabat dan saling menghargai. Kebanyakan pengikut mereka mengikuti Wesley,
karena ia seorang pengatur yang amat cakap. Lama kelamaan gerakan Wesley itu melepaskan
dirinya dari Gereja Anglikan dan menjadi suatu Gereja sendiri yang amat besar
dibawah pimpinan Wesley. Saat
John melepaskan diri dari gereja Anglikan ia mulai berkotbah dimana-mana yang
dihadiri ribuan orang, pengikutnya makin hari makin tambah pengikutnya. 1739 di
Moorfields, London dinami Metodisme. Organisasi ini berkembang dengan sangat
mengagumkan di seluruh Inggris, bahkan sampai di Irlandia (1747) dan di
Skotlandia (1751). Gerakan Methodisme ini juga dibawa ke Amerika dan gerakan
ini berkembang pula dengan pesat disana. Untuk mengawasi pekerjaan di
Methodisme di Amerika, diangakatlah Dr.Thomas Hoke menjadi superintendent pada tahun 1784. Dalam pekerjaan penginjilan John
Wesley menggerakkan pengkhotbah-pengkhotbah awam. Gereja Methodis Amerika
memberikan sebuah lembaga pengkabaran Injil yang bernama lembaga pengkabaran
Injil Methodis Amerika (American Methodist Mission). Thomas
Coke yang didkirim ke Amerika menjadi menjadi missionaris dan Francis Abury
menjadi Distrik Superintendent pertama di gereja yang baru. Mereka berdua
ditahbiskan John pada saat kebaktian di chapel Baltimore. Gereja Methodis yang
didirikan John Wesley itu penuh dengan lagu-lagu pujian. Mereka bekerja keras
untuk memberitakan Firman Tuhan kemana saja sebab yang menjadi motto mereka dan
semua pengikutnya adalah “Dunia ini tempat pelayananku” Sama
seperti di Jerman, begitu juga di Inggris pengkabaran Injil sangat maju berkat
gerakan baru itu. Cukuplah kalau kita melihat beberapa data dalam waktu dua
puluh tahun lebih, dari tahun 1792 sampai tahun 1815, telah didirikan lima lembaga pengkabaran Injil yang
besar di Inggris, Belanda dan Jerman. Pada tahun 1804 didirikan juga Lembaga Alkitab untuk Inggris dan luar
negeri (British dan Foreign Bible Society), induk semua lembaga Alkitab
disuluruh dunia.Didirikannya lembaga-lembaga itu merupakan titik tolak kegiatan
pengkabaran injil yang luar biasa selama abad ke-19 dan ke-20, juga titik tolak
untuk gerakan Oikumene (kesatuan antar Gereja). Karena beberapa diantara
lembaga-lembaga itu bersifat antar Gereja, maka tokoh-tokoh dari bermacam macam
Gereja duduk dalam kepengurusannya. Mereka ini sempat bertemu dan belajar
menghargai kehidupan Rohani sejawatnya dari Gereja lain. Pada
permulaan abad ke-20, lembaga pengkabaran Injil ini mulai bekerja di Sumatera
dan di Jawa serta Kalimantan Barat, khususnya dikalangan orang
Tionghoa.Kegiatan lembaga pengkabaran Injil ini dijawa menghasilkan
jemaat-jemaat mangga besar (jemaat ketapang), Tanah Abang, Bogor,
Rangkasbitung. Jemaat tersebut kini menjadi jemaat Gereja Kristus. Sejak tahun
1922 lembaga pengkabaran Injil ini memusatkan dirinya di Sumatera. Sebagai
hasil pekerjaan mereka di Sumatera, lahirlah Gereja Methodis di Indonesia yang
berpusat di Medan dan menjadi salah satu anggota persekutuan Gereja-gereja di
Indonesia.
Di Amerika Serikatlah Metodisme yang paling berkembang sampai kini. Sekarang
ini gereja-gereja Methodis di Amerika mempunyai lebih dari 8 juta anggota. Dua
orang Methodis yang kenamaan pada dewasa
inilah Stanley Jones, seorang pemberita Injil di India, yang kitab-kitabnya
menarik perhatian di seluruh dunia Kristen, dan John More yang menjadi pemimpin
besar gerakan oikumenis pada abad 20 ini.
2.8.Dampak Gerakan Methodis
Bagi Pekabaran Injil keseluruh Dunia
Tidak hanya kehidupan Gerejawi saja
yang dipengaruhi gerakan Revival ini meskipun itu menjadi pokok perhatiannya. Berkat
usaha dari Wesley dan kawan-kawan, kekasaran, kemabukan, dan sebagainya banyak
yang dihilangkan dari masyarakat.Gereja Methodislah gereja pertama yang
melarang anggota-anggotanya memiliki budak-budak dan mereka juga yang menjadi
pemimpin-pemimpin pertama dari gerakan buruh (labour party). Sumbangan
terbesar John Wesley ialah beliau telah berhasil memopulerkan dan mewariskan
pengertian yang modern tentang makna pembaharuan, pertobatan (konversi),
penginjilan missa, pengudusan pribadi, dan sistem kelompok-kelompok. Doktrin
Baptisan Roh Kudus yang diajarkan berbagai aliran Pentakosta dan Kharismatik,
berpangkal dari ajaran Wesley tentang “Pengudusan yang menyeluruh” sebagai
karya Roh Kudus, yang dikaruniakan sesudah keselamatan. Wesley juga
mengembangkan pengertian teologis tentang doktrin anugerah, predestinasi, dan
kehendak bebas manusia.
Wesley serta pengkotbah injili
lainnya menghadapi perlawanan dari kaum rohaniawan dan dari semua lapisan
masyarakat. Akan tetapi pada waktu yang sama, banyak juga memberi tanggapan
yang positif. Melalui kotbah-kotbah mereka, inggris mengalami kebangunan Injili
dan banyak orang diantara pada pengetahuan pribadi yang hidup mengenai Yesus
Kristus.Wesley bersaudara mengumpulkan jemaat mereka dalam himpunan-himpunan
yang terdiri disampin-samping gereja-gereja lokal. Namun karena gereja utama
inggris, Gereja Anglikan, bersikap bermusuhan, akhirnya mereka memisahkan diri
dan mendirikan Gereja Metodis. Ini tidak berarti bahwa gereja Anglikan tidak
terpengaruh oleh mereka, kelompok injili pada waktunya menjadi kelompok
terpenting dalam gereja Inggris dan posisi ini mereka mempertahankan sampai
bagian terakhir abad ke-19. Secara tradisional tak terikat pada Gereja Anglikan
(yaitu Gereja Presbeterian, Gereja Kongregasionalis dan Gereja Baptis), yang
mengalami kemunduran dalam jumlah anggota dan dalam kegairahan, bangkit kembali
dan berkembang dengan pesatnya. Kebangunan rohani secara dramatis mempengaruhi
Gereja di Inggris, hanya di bidang kegerejaan. Melalui kebangunan rohani,
lapisan masyarakat paling bawah dapat terjangkau oleh injil dengan jalan yang
sebelum ini tidak pernah ditempuh.Bahkan seluruh lapisan masyarakat terpengaruh
dan warna moral bangsa berubah.Serikat-serikat buruh dan Partai Buruh mempunyai
akar-akarnya dalam pembangunan injili. Kehidupan sosial politik bangsa Inggris dipengaruhi secara mendalam dengan
berbagai cara.
III.
Kesimpulan
Methodis adalah sebuah nama ejekan
bagi orang-orang yang pada abad ke-18, memiliki kehidupan atau tata cara hidup
berbeda dengan yang lain. “Methodist”
karena kedisiplinan mereka atau keteraturan mereka (method= teratur,
memakai metode) munculnya 1729 yang tergabung dalam suatu perkumpulan yang
disebut Holy Club. Methodis berdiri dari keinginan John Wesley yang
menginginkan pembaharuan dalam Anglikan namun akhirnya keluar sehingga menjadi
pemimpin dari Methodis. Tokoh-tokoh yang berperan juga melakukan usaha-usaha
untuk memperbaiki kehidupan masyarakat yang tidak dihiraukan oleh Anglikan. Diantaranya
adalah Jhon Wesley, Charles Wesley dan George Whitefield.Methodis memiliki paham-paham
yaitu: pembenaran oleh iman, kelahiran baru, kepastian keselamatan dan
kesempurnaan Kristen, kehilangan kasih karunia, penginjilan dan semangat injil
dan ijin untuk mengangkat sebuah injil. Di mana gerakan ini akan terus
berkembang meski mengalami hambatan dari Anglikan. Di dalam perkembangannya
akhirnya gerkan ini membawa dampak bagi kehidupan sosial dan kerohanian
masyarakat di Inggris dan juga pekabaran Injil sehingga gerakan terus
berkembang.
IV.
Daftar
Pustaka
Sumber Buku:
Aritonang, Jan S., Berbagai Aliran di Dalam Dan Sekitar Gereja,
Jakarta: Bpk- Gunung Mulia
Berkhof, H., Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016.
Boehlke., Robert R., Sejarah Perekembangan Pikiran dan Praktek
Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: Gunung Mulia, 2003.
Culver, Jonathan E., Sejarah Gereja Umum, Bandung: Biji
Sesawi, 2013.
Curtis, A.Kenneth, dkk., 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen,
Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2012.
Daulay, Richard M., Mengenal Gereja Methodis Indonesia,
Jakarta: Gunung Mulia, 2004.
Lampiran:
Dua Puluh Lima Pokok-pokok Kepercayaan Umat Methodist
Pasal 1 :
Iman tentang Ke-esaan Allah
Hanya ada satu Allah
yang hidup dan yang benar yang kekal selama-lamanya, tidak terbatas, Maha dan
maha Kasih. Dialah pencipta danpemelihara segala sesuatu yang baikyang
kelihatan maupun yang tidak kelihatan dan di dalam ke-Esaan Allah ini ada tiga
oknum dari satu zat, satu kekuasaan dan satu kekekalan, Bapa, Anak dan Roh
Kudus.
Pasal 2 :
Firman atau Anak Allah yang sudah menjadi Manusia
Anak itu, yaitu Firman Bapa, yaitu Allah
sungguh-sungguh dan kekal, satu zat dengan Bapa, sudah mengambil tabiat manusia
di dalam Rahim perawan Maryam, sehingga ada dua tabiat yang lengkap dan
sempurna ke-Ilahian dan kemanusiaan disatukan dalam satu oknum, yang tidak
dapat dipisahkan. Diala.ah Kristus satu-satunya, Allah sungguh-sungguh, yang
benar-benar menderita, diSalibkan, mati dan dikuburkan untuk memperdamaikan
kita dengan Bapa-Nya dan ia menjadi sebuah kurban, bukan hanya untuk menghapus
dosa warisan melainkan semua dosa yang dilakukan manus
Pasal 3 : Kebangkitan Kristus
Sesungguhnya Kristus sudah mati diantara orang mati
dan telah mengambil tubuh-Nya dengan sempurna segala sesuatu yang didalam
tabiat mausia sempurna. Di dalam keadaan ini dia telah naik ke Surga dan duduk
disebelah kanan Allah, hingga datang kembali untuk menghakimi semua manusia pada
hari kiamat.
Pasal 4 :
Roh Kudus
Roh Kudus berasal dari Bapa dan Anak. Satu dalam
zat, satu keagungan, satu kemuliaan dengan Bapa dan Anak Allah yang
sungguh-sungguh kekal.
Pasal 5 :
Alkitab
Segala hal yang perlu
diketahui untuk keselamatan terdapat dalam Alkitab sehingga apa yang dibaca
didalamnya atau tidak dapat dibuktikan dengannya janganlah dipaksakan kepada
seseorang, bahwa hal tersebut harus dipercayai sebagai satu azaz kepercayaan pokok
atau dianggap perlu sebagai keharusan atau keperluan untuk keselamatan. Alkitab
yang dimagsudkan ialah buku-buku yang telah ditetapkan menjadi kitab suci, baik
dari kitab injil Perjanjian Lama maupun kitab Perjanjian Baru yang tidak pernah
diragukan akan keaslian didalam Gereja. Nama buku-buku yang ditetapkan ialah:
Ø Perjanjian Lama
Kejadian, Keluaran, Imamat, Ulangan, Yosua,
Hakim-hakim, Rut, 1 & 2 Samuel, 1 & 2 Raja-raja, 1 & 2 Tawarikh,
Ezra, Nehemia, Ester, Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, Yesaya,
Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha,
Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakaria, Maleakhi.
Ø Perjanjian Baru
Injil Matius, Injil Markus, Lukas, Yohannes, Kisah
Para Rasul, Surat Paulus kepada Roma, Surat Paulus kepada jemaat 1 & 2
Korintus, Surat Paulus kepada Jemaat Galatia, Surat Paulus kepada Jemaat
Efesus, Surat Paulus kepada Jmaat Filipi, Surat Paulus kepada Jemaat Kolose,
Surat Paulus kepada Jemaat 1 & 2 Tesalonika.
Pasal 6 :
Perjanjian Lama
Perjanjian Lama tidak
bertentangan dengan Perjanjian Baru, karena di dalam keduanya, hidup kekal
ditawarkan kepada umat manusia oleh Kristus yang adalah satu-satunya pengantara
antara Allah dengan manusia. Sebab itu janganlah kita mendengar mereka yang menganggap bahwa orang-orang beriman
pada zaman yang lampau hanya mengharapkan janji-janji yang sementara. Mekipun
orang-orang Kristen tidak perlu mengikuti segala upacara agama, ritual ibadah
dan hukum-hukum pemerintahan orang-orang Israel seperti diberikan Allah melalui
Musa, tetapi tidak ada seorang Kristenpun yang bebas untuk taat dari
perintah-perintah Taurat yang bersifat moral.
Pasal 7 :
Dosa Asal
Dosa asal bukanlah
penurunan kelakuan Adam seperti yang diajarkan oleh Pelagianisme, tetapi
merupakan kerusakan kodrat dari setiap manusia, secara alami terjadi karena
kita adalah keturunan dari Aadam. Yang mana manusia telah sangat jauh dari
kebenaran yang sebenarnya dan setiap manusia senantiasa cenderung kepada yang
jahat.
Pasal 8 :
Kehendak Bebas
Keadaan manusia setelah
kejatuhan Adam adalah sedemikian rupa sehingga ia tidak dapat berbalik dan
memperbaiki dirinya, dengat kekuatan dan perbuatan sendiri untuk dapat beriman
dan berseru kepada Allah. Demikianlah kita tidak mempunyai untuk melakukan
hal-hal yang baik, yang menyenangkan dan berkenan kepada Allah sebelum anugerah
Allah dalam Yesus Kristus diberikan kepada kita terlebih dahulu. Hanyal ketika
kita sudah memiliki kehendak baik dari Allah, barulah kita dapat mengerjakan
hal-hal yang baik
Pasal 9 :Pembenaran Manusia
Kita dibenarkan dihadapan Allah hanya karena
jasa Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yakni melalui iman dan bukan
karena perbuatan ataupun kelayakan kita sendiri. Demikianlah bahwa kita
dibenarkan hanya melalui iman adalah suatu ajaran yang benar dan memberiakan
penghiburan yang benar.
Pasal 10 :
Perbuatan Baik
Meskipun perbuatan baik
yang merupakan buah dari iman dan datang sebagai hasil dari pembenaran, tidak
dapat mengahapuskan dosa-dosa kita dan tidak tahan menghadapi hebatnya penghakiman
Allah, namun demikian perbuatan yang baik itu meyenangkan dan berkenan kepada
Allah di dalam Kristus., sehingga perbuatan baik itu menyatatakan suatu Iman
yang hidup sama seperti pohon dikenal dari buahnya.
Pasal 11 :
Perbuatan-perbuatan yang Berlebihan
Perbuatan yang
belebih-lebihan adalah perbuatan yang dilakuakn dengan magsud menambah,
melampaui dan lebih tinggi dari perintah-perintah Allah. Pengajaran mengenai
hal ini dapat menimbulkan kesombongan dan ketidak murnian. Dengan melakukan
itu, manusia menyatakan bahwa mereka bukan mereka bukan hanya dapat memberikan
kepada Allah sesuai dengan yang diminta kepada mereka untuk lakukan, tetapi
bahwa mereka dapat melakukan lebih banyak melampaui apa yang yang diperlakukan.
Padahal Kristus dengan jelas berkata: Apabila kamu telah melakukan segala
sesuatu yang telah ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: kami adalam
hamba-hamba yang tidak berguna.
Pasal 12 :
Dosa Sesudah Pembenaran
Bukanlah setiap dosa
yang dilakukan dengan sengaja setelah pembenaran merupakan dosa yang melawan
Roh Kudus dan tidak dapat diampuni. Oleh karena jaminan pengampunan tetap
tersedia kepada mereka yang jatuh kedalam dosa setelah pembenaran: setelah kita
menerima Roh Kudus kita mungkin menjauhkan diri dari kasih karuinia yang telah
diberikan, dan jatuh kedalam dosa, tetapi dengan anugerah Tuhan, kita dapat
bangkit kembali dan memperbaiki kehidupan kita. Karena itu, bersalahlah orang
yang mengatakan bahwa mereka tidak mungkin berdosa lagi selama hidup mereka,
atau mereka yang menyangkal adanya lagi pengampunan bagi orang yang bertobat
dengan sungguh-sungguh.
Pasal 13 :
Gereja
Gereja Kristus yang kelihatan adalah suatu
perhimpunan orang-orang beriman yang mana didalamnya Firman Allah yang murni
dikhotbahkan dan sakramen-sakramen dilakukan dengan benar, sesuai dengan
perintah Yesus Kristus, dalam segala perkara yang berhubungan dengan itu.
Pasal 14 :
Api Penyucian
Ajaran Gereja Roma
Katolik mengenai api penyucian, pengampunan dosa melalui surat indulgensia,
penyembahan dan pemujaan terhadap patung-patung maupun berdoa kepada
orang-orang suci adalah hal yang bodoh, sia-sia dan sama sekali tidak ada
dasarnya dalam Alkitab bahkan bertentangan dengan Firman Allah.
Pasal 15 :
Bahasa dalam Kebaktian
Adalah
hal yang jelas bertentangan dengan Firman Allah dan kebiasaan dari gereja
mula-mula, yaitu mepergunakan bahasa yang tidak dimengerti oleh umat, baik
dalam kebaktian umum di Gereja maupun dalam pelayan sakramen-sakramen.
Pasal 16 :
Sakramen-sakramen
Sakramen-sakramen yang
ditentukan oleh Kristus bukanlah hanya tanda atau lambang yang menyatakan
pengakuan orang-orang Kristen, melainkan lebih dari itu, sakramen adalah tanda
dari pasti dari anugerah Tuhan, yang diberikan kepada kita, yang melalui itu
Dia bekerja dalam batin kita untuk menghidupkan bahkan menguatkan dan
meneguhkan iman kita akan Dia. Hanya dan sakramen yang ditentukan oleh Kristus
Tuhan kita dalam injil, yaitu : Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus. Menurut
injil bahwa Sidi, Pengakuan Dosa Tahbisan imam, Pernikah dan Perminyakan, untuk
orang yang meninggal dunia bukanlah sakramen. Hal-hal diatas terjadi, sebagai
sebagian akibat penyimpangan yang terjadi sesudah ,ada rasul-rasul, sebagian
lagian memang ada dinyatakan didalam kitab suci, tetapi tidak mempunyai natur
yang sama dengan Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus, karena mereka tidak
memiliki apapun tanda yang kelihatan atau upacara yang memang ditetapkan oleh
Allah. Sakramen-sakramen tidaklah ditetapkan oleh Kristus untuk dipertontonkan
atau diarak, melainkan supaya kita melaksanaknnya dengan sepatutnya. Karena
barang siapa yang menerinya dengan sikap yang layak juga akan mendapat manfaat
yang sesungguhnya, tetapi barang siapa yang menerima dengan tidak layak, akan
mendatangkan hukuman atas dirinya sendiri, seperti yang dikatakan Paulus dalam
1 Korintus 11:29.
Pasal 17 :
Baptisan Kudus
Baptisan bukan hanya bukan
hanya suatu tanda pengakuan iman atau suatu tanda yang mebedakan orang-orang
Kristen dari oeang-orang sebelum dibaptis, tetapi lebih dari itu adalah suatu
tanda dari dilahirkan kembali atau lahir baru secara rohani, baptisan naka-anak
haruslah dipertahankan dalam Gereja.
Pasal 18 :
Perjamuan Kudus
Perjamuan Kudus bukan
hanya suatu tanda Kasih yang harus dimiliki diantara orang-orang Kristen,
tetapi lebih dari itu adalah suatu sakramen mengenai penebusan dosa kita oleh
kematian Kristus, sehingga barang siapa dengan sikap yang benar, layak dan
dengan menerima roti dengan dipecah-pecahkan, sama dengan mengambil bagian dari
tubuh Kristus, demikian juga cawan yang diberkati itu adalah pengambilan bagian
daridarah Kristus. Ajaran tentang “Transubtansiasi” atau “Perubahan Zat” baik
roti maupun anggur dalam perjamuan Tuhan, tidak ada buktinya dalam Alkitab,
bahkan bertentangan Firman Allah, sbab dengan demikian muncullah bermacam-macam
takhyul. Tubuh Kristus yang diberikan diambil dan dimakan dalam sakramen ini,
hanya secara surgawi dan Rohani. Melalui Imanlah kita menerima dan memakan
tubuh Kristus dalam sakramen ini. Perjamuan Kudus tidaklah ditetapkan oleh
Kristus untuk diasingkan, dipertontonkan, disanjung atau disembah.
Pasal 19 :
Dua Unsur Perjamuan Kudus
Cawan dari Tuhan
tidaklah dilarang untuk diberiakan kepada warga Gereja, karena unsur perjamua
Tuhan, melalui penetapan dan perintah dari Kristus haru dijalankan kepada semua
orang Kristen.
Pasal 20 :
Kurban Kristus di Atas Kayu Salib
Persembahan Kristus
yang sekali dilakukan adalah penebusan, pendamaian dan pemuasan yang sempurna
untuk semua dosa diseluruh dunia, baik dosa asal maupun dosa perbuatan, jadi
tidak ada pemuasan lain untuk dosa selain dalam Kristus sendiri. sebab itu,
dalam pelajaran yang menyesatkan dan menipu, nila dikatakan bahwa ketika kurban
misa diberikan oleh Pastor maka itu adalah sama dengan mempersembahkan Kristus
untuk orang yang hidup dan yang mati, untuk mendapatkan pengurangan penderitaan
ataupun rasa bersalah.
Pasal 21 :
Pernikahan Para Hamba-hamba Tuhan
Para hamba-hamba Tuhan
tidak diperintahkan oleh perintah Tuhan untuk bersumpah hidup selibat, atau
tidak boleh menikah, karena adalah sah bagi mereka, sama seperti orang-orang
Kristen lainnya yang menikah berdasarkan pertimbangan mereka sendiri, demikian
juga para hamba-hamba Tuhan dapat mempertimbangankan hal yang sama, asalkan
pernikahan itu mendatangkan kesalehan yang lebih sempurna.
Pasal 22 :
Tata Acara dan Upacara Gereja
Tidak perlu bahwa semua
tata acara dan upacara kebaktian disemua tempat harus sama dan serupa, karena
tata acara dan upacara ituboleh berbeda dan dapat disesuaikan dengan keadaan
Negara, adat istiadat, asalkan tidak bertentangan dengan Firman Allah. Barang
siapa dengan perkembangannya secara pribadi, mempunyai keinginan dan magsud
secara terang-terangan melanngar tata acara dan upacara dari Gerejanya yang
tidak bertentangan dengan Firman Allah dan telah ditetapkan dan disetujui oleh
yang berwewenang untuk itu, maka orang tersebut harus ditegur secara terbuka
karena orang itu telah melawan tatanan Gereja dan melukai perasaan dari
orang-orang yang masih lemah imannya, dengan demikian yang lain takut untuk
melakukan hal yang sama. Tiap-tiap Gereja dapat menetapkan, mengubah dan
menghapuskan tata acara dan upacara yang ada, asalkan halite dilakukan untuk
menghasilkan manfaat untuk pertumbuhan Iman.
Pasal 23 :
Kewajiban Orang Kristen Kepada Pemerintah
Semua orang Kristen,
khususnya semua hamba-hamba Tuhan berkewajiban mempelajari dan memahami
hokum-hukum dan pemerintah ataupun penguasa tertinggi di Negara tempat mereka
menjadi warga Negara atau bertempat tinggal dan menggunakan semua sarana yang
parut untuk mendorong ketaatan kepada penguasa yang ada. (kewajiban ini hanya
dapat dilakukan sejauh bila hukum Negara itu tidak melanggar hokum-hukum
Allah).
Pasal 24 :
Harta Benda Orang Kristen
Kekayaan dan harta
benda yang dimiliki orang Kristen bukanlah milik umum seperti yang dilakukan
oleh beberapa orang yang enyombongkan diri serta salah. Meskipun demikian,
setiap orang seharusnya dengan suka rela memberikan bantuan kepada orang miskin
sesuai dengan kemampuannya.
Pasal 25 :
Sumpah Orang Kristen
Sebagaiman kita mengaku
bahwa Tuhan Yesus Kristus dan Rasul Yakobus melarang orang-orang Kristen
bersumoah dengan sia-sia dan gegabah, demikian juga kita memahami bahwa Agama
Kristen tidak melarang orang untuk bersumpah jika diminta hakim dalam pengadilan
maka ia harus melakukan itu dengan Imam dan kasih, sesuai dengan pengajaran
Firman Tuhan, dalam keadilan, kearifan dan kebenaran.
F.
Belton Joyner, Uunited Methodis Question(Louisvillen:Westminster
John Knox press 2014), 124.