Minggu, 25 Maret 2018

PENCIPTAAN


PENCIPTAAN
c. Penciptaan-Pemerintahan dan Pemeliharaan (Providential)
d. Penciptaan-Pembebasan/ pemilihan (Praedestinasi)

I.                Pendahuluan
pembahasan kita kali ini akan mengantarkan kita untuk mengetahui apa dan bagaimana Allah sang Pencipta didalam memerintah,memelihara,membebaskan dan memilih umat ciptaanNya. mari kita mengekuti pemaparan kita kali ini, dan semoga memberikan pengetahuan yang baru dan lebih bagi kita masing-masing.
II.              Pembahasan

2.1.Pengertian Penciptaan
Penciptaan dalam teologi adalah sesuatu hal yang menyangkut kepedulian manusia akan keberadaannya, sejauh kepedulian ini mengandung pertanyaan” dari mana” dan meluas sampai mencakup kosmos[1] dalam sejarah.[2] Penciptaan juga menekankan kepada perbedaan yang ada di antara Tuhan Allah dan manusia, namun di lain pihak penciptaan juga menunjukan kasih Allah kepada manusia. Penciptaan bukan hanya memisahkan tetapi juga menghubungkan Tuhan Allah dan manusia.[3] Selain itu, penciptaan juga dapat diartikan sebagai pemberitaan tentang hubungan aktual antara Allah dengan dunia ini dan kita manusia. Dengan kata lain berbicara tentang Allah berarti berbicara bagaimana kepeduliaan-Nya terhadap dunia ini dan terhadap kita sendiri.[4] Menurut Karl Bart, penciptaan adalah karya Tuhan Allah untuk mempersiapkan adanya ruang dan kemungkinan bagi keselamatan yang akan dikerjakan oleh Tuhan Allah didalam Yesus Kristus, jadi Penciptaan itu adalah suatu keharusan. Karena apabila Tuhan Allah tidak menciptakan alam semesta dan manusia, tidak mungkin Kristus itu dilahirkan dan disalibkan.[5]

2.2.Pengertian Pemerintahan Allah
Allah Berpartisipasi aktif dalam setiap kejadian untuk menunjukan tujuan pemerintahan-Nya di dunia. Ia menata, mengatur, dan mengarahkan secara paripurna urusan dan tindakan semua ciptaan sesuai dengan hikmat, keadilan, dan kebaikanNya demi kemuliaan nama-Nya dan kesejahteraan manusia.[6] Allah memerintah dunia dengan maksud untuk membahagiakan makhluk ciptaan-Nya. Allah juga memerintah dunia dengan tujuan untuk pengembangan mental dan moral umat manusia, untuk menyelamatkan dan mempersiapkan suatu umat milik-Nya sendiri. Adapun yang menjadi tujuan utama Pemerintahan Allah ialah kemuliaan-Nya sendiri. Ia memerintah dengan tujuan menunjukan kesempurnaan-kesempurnaan-Nya: kesucianNya dan keadilanNya, kuasaNya, hikmatNya, KasihNya, dan kebenaranNya. Dan tujuan utama pemerintahan-Nya yang berdaulat ialah penyataan kemuliaanNya. Sebagaimana telah dikatakanNya sendiri, “ Aku akan melakukan nya oleh karena Aku, ya oleh karena Aku sendiri, sebab masakan nam-ku akan dinajiskan? Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain “(Yesaya 48;11). Kebaikan Allah mempunyai tujuan yang penting, yaitu menuntun orang kepada pertobatan (Roma 2:4).Secara khusus Allah mengusahakan kesejahteraan anak-anakNya, karena pemazmur mengatakan, “Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela” (Mazmur 84:12). [7]  Memerintah dapat juga dikatakan menjuruskan perkembangan kepada suattu maksud. Tuhan menjadikan segala sesuatu masing-masing dengan maksudnya sendiri; dan Tuhan lah yang mengemudikan hingga maksudNya tercapai. [8]
2.3.Pengertian Pemeliharaan (Providential)
Secara Etimologis, kata “Providence” (bahasa inggris) yang diterjemahkan sebagai pemeliharaan artinya melihat/mengetahui sebelumnya. Dari pemikiran dasar ini maka kata ini mendapat kata kemudian mendapat arti menyediakan untuk masa depan. Akan tetapi dalam teologi kata “Providence” mendapat arti yang lebih khusus lagi, yaitu kegiatan berkesinambungan Allah untuk menjadikan segenap peristiwa dibidang fisik, mental, moral melaksanakan rencana yang telah ditetapkanNya, yaitu rencana yang merupakan pola utama Allah dalam menciptakan alam semesta.[9] Dunia yang telah diciptakan oleh Allah, tidak dilepaskan olehNya. Kita tidak dibiarkan begitu saja oleh Tuhan. Ia mau mencampuri hidup kita. Kita didukung dan dipimpin menurut rencanaNya, menuju Tujuan yang ditetapkan olehNya. Itulah yang disebut dengan Pemeliharaan oleh Allah. Memelihara itu adalah lain daripada menciptakan. Tuhan tidak melanjutkan pekerjaan menciptakan itu. Tatkala Tuhan menciptakan bumi itu diberiNya hidup tersendiri. Akan tetapi, bersama-sama dengan itu pada waktu yang sama, Tuhan juga bertindak didalam duni dan sejarah. Dan didalam hidup manusia sendiri-sendiri. Tali kendali dunia tidak akan lepas dariNya. Ia tidak akan pernah turun dari tahktaNya. Ia menyelesaikan rencanaNya dan tetap memegang pimpinan, dengan melintasi tindakan tindakan manusia, itulah rahasia pemeliharaan oleh Allah.[10] Tindakan pemeliharaan diarahkan untuk menyatakan sigfat-sifat ini. Kekudusan dan keadilanNyaditujukan dalam kebencianNya dan perlawananNya terhadap dosa. Dalam arti yang sesungguhnya, tindakan pemeliharaan diarahkan untuk menjadikan dan memelihara orang-orang kudus (Efesus 3:9-10; 5:25-27).[11] Tuhan memelihara seisinya : artinya Tuhan menghindarkan alam dari tenaga-tenaga yang merusaknya. Maka dari itu pemeliharaan harus dipandang sebagai aktivitas (tindakan) yang sebetulnya seperti didalam firman Tuhan dinyatakan anatara lain dalam Mazmur 104 : 30; Yohanes 5 :17; Ibrani 1;3. Manusia menjadi alat Tuhan.[12]
2.4.Pengertian Pembebasan/ Pemilihan (Praedestinasi)
Praedestinasi adalah Allah yang menyatakan diriNya kepada kita sebagai Allah perjanjian, yaitu Allah yang karena kasihNya yang tidak dapat kita pahami mau bersama-sama dengan kita dan untuk kita. Penjelasan mengenai Praedestinasi menurut Abineno dibagi atas empat bagian yaitu :
1.     Bahwa yang mengambil inisiatif untuk predestinasi ialah Allah perjanjian. Hal itu Ia lakukan bukan karena kebaikan kita, tetapi karena semata-semata karena Kasih dan anugrahNya.
2.     Bahwa Allah perjanjian ini tidak bergantung pada manusia. Ia mengambil keputusan untuk menghubungkan diriNya dengan manusia.
3.     Predestinasi adalah bentuk yang jelas dimana manusia dapat bersaksi tentang kepastiannya akan kesetiaan Allah dan akan kenyataan, bahwa ia menjadi manusia dari Allah. Untuk itulah Allah telah “mempredestinasinya”  artinya “menetapkannya sebelumnya.
4.     Apabila dipikirkan secara mendalam bahwasanya predestinasi itu adalah suatu pengakuan , suatu puji-pujian manusia kepada Allah karena kasihNya. Kasihnya yang menyatakan, bahwa ia dari mulanya telah ada bersama-sama dengan manusia dan untuk manusia.
Dari predestinasi kita berpindah ke pemilihan. Bahwasanya predestinasi tidak seratus persen pengertiannya sama dengan  pemilihan. Yang dimana Predestinasi ialah kehendak Allah yang kekal untuk membuat manusia untuk membuat manusia menjadi partner-partnerNya. Sementara Pemilihan adalah alat yang Allah gunakan untuk melaksanakan (= merealisasikan) KehendakNya itu.[13]
Hal itu jelas sekali kita baca dalam surat Efesus: “Di dalam Kristus Allah telah memilih kita sebelum dunia diciptakan, supaya kita kudus dan tidak bercacat di hadapanNya” (1:4). Allah tidak memilih hanya karena Ia mau memilih saja. Ia memilih karena Ia mempunyai maksud dengan pemilihanNya itu, yaitu supaya kita kudus dan tidak bercacat di hadapanNya. Ini penting kita ingat! Pemilihan Allah - yaitu PemilihanNya untuk “keselamatan” (bnd 2 Tes 2:13) – bukanlah suatu ajaran yang berdiri sendiri dan yang terlepas dari kesaksian-kesaksian lain dalam Alkitab.[14]
2.5.Konsep pembebasan/pemilihan Dalam Alkitab
2.6.1.   Kosep Perjanjian Lama
            Di dalam PL umpamanya di Ul. 7:6-8, disebutkan, bahwa Tuhan Allah karena kasihnya semata mata telah memilih Israel dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangannya. Hal ini sungguh bukan karna jumlah Israel yang lebih banyak dari bangsa manapun, atau karena jumlahnya yang paling kecil, akan tetapi karena Tuhan Allah memegang sumpahnya yang telah diikrarkannya kepada nenek moyang Israel. Dari kata kata ini jelaslah, bahwa di dalam PL pemilihan Tuhan Allah adalah karya Allah yang dinyatakan di dalam sejarah Israel itu tampak, bahwa Tuhan Allah. Telah memanggil Abraham, Isah dan Yakub serta Israel. Pemilihan Tuhan Allah bukanlah salah satu teori melainkan suatu kenyataan yang dinyatakan dalam sejarah. Oleh karena itu maka dalam Yes: 41:7, Tuhan Allah itu sendiri. Hal ini terbukti dari kehidupan Israel (bnd. Yes 65:9, 15, 22), jadi pemilihan Tuhan Allah bukan ditujukan kepada perorangan. Seluruh Israel itulah umat pilihan Allah.[15]

2.6.2.   Konsep Perjanjian Baru
            Di dalam PB disebutkan juga bahwa pilihan Tuhan Allah yang ditujukan pada umatnya itu berdasarkan kasihnya, bukan karena kebaikan manusia. Hal ini terlebih-lebih tampak dari hal ini bahwa menurut P.B. Semua manusia telah kehilangan kemuliaan Allah (Rm. 3:23). Mereka dibenarkan karena kasih karunia semata-mata (Rm. 3:24).  Dan melalui Karena karya roh kudus (Rm. 8:1). Jadi keselamatan manusia itu hanya berdasarkan karya Tuhan Allah semata-mata : dialah yang menentukannya (Rm. 8:30), sehingga hanya kasih karunia yang memilih itulah yang patut dipuji, selain dari pada itu P. B. Juga mengungkapkan, bahwa pemilihan Tuhan Allah itu dilakukan sebelum dunia dijadikannya (Ef. 1:40)[16]
 
2.6.Perbedaan antara Penciptaan dan Pemeliharaan
Perbedaan antara penciptaan dan pemeliharaan dapat kita tentukan atas dasar kenyataan bahwa penciptaan yang keluar dari ketidakadaan, berbeda dengan pemeliharaan. Pemeliharaan dapat disebut Creatio mediata, sedangkan penciptaan dinamai Creatio Immediata. Menurut P.Althaus, didalam istilah penciptaan terdapat suatu unsur permulaan, sedangkan istilah pemeliharaan mengandung unsur berdiri tetapnya dan merupakan suatu kejadian yang terus menerus. Althaus mengatakan bahwa yang diciptakan tidak mempunyai kekuatan untuk berada tetap, suatu keberadaan yang menetap terjadi hanya melalui pekerjaan kemauan sang-Pencipta. Peristiwa penciptaan bukan suatu yang hanya satu kali dan berlalu saja, melainkan masih menetap dan hadir terus menerus; Akan tetapi meskipun dari kedua bentuk penciptaan dan pemeliharaan memiliki makna yang berbeda, kedua bentuk tersebut tidak dapat dipisahkan sebab penciptaan dan pemeliharaan itu memiliki hubungan yang sangat erat.[17]
III.            Kesimpulan
Dari Pemaparan saya diatas dapat saya simpulkan bahwa Tuhan Allah menciptakan memiliki fungsi tertentu yaitu untuk memenuhi seluruh bumi. Allah menciptakan segala yang ada di bumi kemudian diciptakannyalah manusia yang dimana manusia inilah yang menjadi alat perantara yang digunakan Allah untuk menjaga segala yang ada di bumi dan manusia lah yang memerintah atas segala ciptaan Allah. Setelah manusia memerintah atas segala yang ada dibumi, maka manusia juga diberikan Tuhan kuasa untuk memelihara atas segala yang di bumi agar apa yang sudah di ciptakan oleh Tuhan itu baik adanya, akan tetapi perlu diketahui juga bahwa manusia hanyalah perpanjangan tangan dari pada Tuhan untuk memelihara segalanya, Tuhan lah yang memelihara akan tetapi manusia dipakai sebagai perantara.

IV.            Daftar Pustak
C.Henry. Thiessen, Teologi Sistematika,Wm.B. Eerdmans Publisihng Company 1979
Ch.J.L. Abineno,Pokok-Pokok Penting dari Iman Kristen,
Hadiwijono Harun, Iman Kristen Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2016
Hadiwijono,Harun Iman Kristen,
Kosmos berasal dari bahasa Yunani yaitu κόσμος yang berarti keteraturan atau susunan yang teratur.
Pedoman Dogma
Soedarmo.R. Iktisar Dogmatika, Jakarta:Gunung Mulia, 2011
Syukur Nico Dister, Teologi Sitematika 2 Yogyakarta: KANISIUS, 2004
van G.C. Niftrik dan B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2016
W.A.Edward Koehler,Inti Sari Ajaran Kristen, Oakland California ,1951



[1] Kosmos berasal dari bahasa Yunani yaitu κόσμος yang berarti keteraturan atau susunan yang teratur.
[2] Nico Syukur Dister, Teologi Sitematika 2 (Yogyakarta: KANISIUS, 2004), 41.
[3] Harun Hadiwijono, Iman Kristen (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2016), 148.
[4]  G.C. van Niftrik dan B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2016), 127.
[5] Harun Hadiwijono, Iman Kristen (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2016),149-150
[6] Edward W.A. Koehler,Inti Sari Ajaran Kristen,( Oakland California ,1951), 44
[7] Henry. C. Thiessen, Teologi Sistematika,(Wm.B. Eerdmans Publisihng Company 1979), 193-195
[8] R. Soedarmo. Iktisar Dogmatika, (Jakarta:Gunung Mulia, 2011), 146
[9] Henry. C. Thiessen, Teologi Sistematika,(Wm.B. Eerdmans Publisihng Company 1979), 188
[10] J. Verkuyl,  Aku Percaya, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia 1987), 63
[11] Henry. C. Thiessen, Teologi Sistematika,(Wm.B. Eerdmans Publisihng Company 1979), 194
[12] R. Soedarmo. Iktisar Dogmatika, (Jakarta:Gunung Mulia, 2011), 146
[13] J.L.Ch. Abineno,Pokok-Pokok Penting dari Iman Kristen, 69-70
[14] J.L.Ch. Abineno,Pokok-Pokok Penting dari Iman Kristen, 73
[15] Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 287
[16] Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 288
[17] Theol. Dieter Becker, Pedoman Dogma,(Jakarta: PT BPK-Gunung Mulia 2015),

Senin, 18 Desember 2017

apa itu okultisme

OKULTISME
Sebuah Kajian Mengenai Okultisme dan Dampaknya terhadap Iman Kristen
Pengantar
Jangan kaget kalau ternyata dukun sudah ada sejak zaman Musa, selama ribuan tahun yang lalu dan sampai sekarang dukun tetap laris manis, aneh bukan? Padahal Tuhan sudah berulang kali melarangnya (Ulangan 18:9-12).
Bahkan seorang peneliti Inggris, Amich Alhumami yang studi desertasi di Indonesia mengatakan seperti ini: “Banyak pihak yang meyakini hampir tidak ada satu pejabat tinggi negara Indonesia yang berhasil menaiki tangga kekuasaan tanpa bantuan dukun.Bahkan praktek kedukunan dalam wujud santet[1] ikut mewarnai dan menjadi bagian dari pertarungan kekuasaan”(surat kabar KOMPAS 5/3/09).
        Sepanjang tahun 2013 silam sudah ada 2 kasus yang diliput media mengenai isu begu ganjang (salah satu bentuk okultisme) yaitu pertengahan Januari, terjadi di Asahan(Surat kabar SIB) dan Nagori Usang,Tapian Dolok(Surat Kabar Metro Simalungun 27,28 Januari dan 26 Februari). Dimana yang bersangkutan diusir Warga dari perkampungan tersebut.
Hal inilah yang menjadi sorotan khusus bagi Gereja sebagai alat terang Tuhan di Dunia ini,agar lebih jelas mengenai okultisme ini marilah kita cermati lebih dalam.

Apa Itu Okultisme ?
       Okultisme berasal dari kata ‘occult’ dan ‘isme’ ‘Occult’ artinya Gelap,tersembunyi, gaib, dan misterius dan ‘Isme’ artinya paham atau ajaran. Jadi okultisme berarti paham atu kepercayaan mengenai kuasa-kuasa gelap, kekuatan gaib diluar di luar kuasa Tuhan.[2]
Jadi dapat di artikan okultisme itu adalah suatu kepercayaan kepada roh-roh di alam ini yang bisa menolong, memberkati, menyakiti, bahkan membunuh, memberi keberuntungan, menyebabkan ketakutan, yang mempengaruhi manusia untuk memujanya.

Mengapa Orang Menggunakan Okultisme ?
1.Faktor Penyakit.
  
Umumnya orang akan jatuh pada meminta pertolongan pada kuasa kegelapan karena faktor penyakit. Itulah mengapa ada istilah 3D (Dokter, dukun, domine=Pendeta) kalau ada yang sakit maka dibawa kedokter, kalau tidak sembuh dibawa berobat kampung(Umumnya kedukun), dan kalau sudah parah dan tidak sembuh juga baru dibawah ke pendeta untuk didoakan.
2.Pengaman Jabatan.
   Pengaman jabatan, misalnya setelah orang tertentu mendapat jabatan, maka agar tidak ada yang mengganggu/menggeser maka dibuatlah pelindung,berlapis-lapis.

3.Untuk Jaga Rumah atau Ladang.
  
Sering dijumpai misalnya sebelum orang membangun rumah maka ditanamlah sesuatu (seperti jeruk purut,kepala anjing, benda pustaka) tujuannya agar rumah tersebut aman dari gangguan kuasa jahat.
4.Untuk Jaga Badan.
  
Misalnya ada anak yang merantau ke tempat yang jauh, maka agar si anak itu aman, maka diberilah sesuatu yang berasal dari kuasa jahat sebagai pelindung, jaga badan. Biasanya di taruh di Pinggang,Dompet,Cincin dll.
5.Untuk Cari Jodoh
    Misalnya pakai Ilmu Pellet sebagai daya tarik untuk mendapatkan orang tertentu yang di cintai.
Ada Juga salah Menafsirkan Mat 10:16
Banyak orang membenarkan pedukunan dengan alasan (cerdik) seperti ular. Padahal ayat ini tujuannya adalah agar dalam menginjili umat kristen harus cerdik, agar tidak mati sia-sia.
Faktor diatas adalah sebagian alasan mengapa orang meminta pertolongan pada kuasa kegelapan.

III. Manifestasi Roh Jahat
      
Dengan menyadari bahwa roh jahat ada di bumi dan kerap menggamnggu kehidupan manusia dan bahkan orang percaya, perlulah ditinjau bagaimana kira-kira manifestasi roh jahat yang berbeda dalam kehidupan manusia. Mereka terlihat berbeda dalam orang yang berbeda sebagaimana dituturkan oleh Carlos Annacondia.[3]
A.     Orang yang tertekan
Merupakan hal yang umum melihat orang yang tertekan secara rohani. Tekanan bekerja dari luar ; tidak pernah berhenti dan tujuan satu-satunya adalah meruntuhkan pertahanan kita. Ini merupakan cara iblis mencoba menjatuhkan orang kembali ke hidupan lamanya yang bergemilang penuh dosa.
B.     Orang yang tersiksa
Roh-roh jahat menyiksa manusia.Dalam jenis manefestasi ini, roh jahat itu ada di dalam manusia dan bekerja dari dalam. Ada ketakutan, depresi dan kesusahan. Tidak terlalu banyak.
C.     Orang yang kerasukan
Orang yang kerasukan untuk sementara kehilangan kemampuan untuk mengendalikan tubuh dan kehendak mereka. Setelah dilepaskan dan dinasehati, mereka tidak ingat apa yang mereka alami sebelum pelepasan.
D.     Orang yang gila
Jenis manifestasi ini merupakan jenis kerasukan yang utuh dan permanen. Iblis telah mengambil kendali atas tubuh, jiwa dan roh.



IV.Apa Dampak Negativ dari Menggunakan Okultisme ?
       Satu hal yang pasti, tidak ada Iblis yang memberi gratis, pasti ada tumbalnya. Kalaupun ada yang kebal bacok, punya pidoras, atau punya kekuatan gaib lainnya semua itu ada tumbal yang mahal yang harus dibayar. Keluaran 20:5 Mengatakan kalau Allah membalas kesalahan Bapa kepada keturunan ketiga sampai keempat.
       Kalu bapaknya dukun lihat saja keturunannya pasti berantakan, mungkin ada yang mati muda, sakit-sakitan, berantam terus,cerai,cacat pada bagian tubuhnya bahkan ada anak yang dipersiapkan menjadi dukun, dll. Kalau penyakit yang disebabkan oleh kuasa gelap maka tenaga medis pun akan bingung mendiagnosa apa sebabnya dan kebanyakan mereka tidak bisa mengobatinya. Inilah dampak negatif bagi setiap orang yang terlibat dengan kuasa gelap/okultisme, baik itu sebagai dukun maupun sebagai pengguna kuasa gelap.

V. Pelayanan Pelepasan Pada Orang yang Terikat Kuasa Kegelapan.
     Dalam pelayanan pelepasan, orang yang terikat dengan kuasa kegelapan haruslah berdamai dengan Allah.
Berikut ada beberapa cara berdamai dengan Allah:
1. Mengakui dosa, karena Dia adalah Allah yang Adil dan Dia akan mengampuni dan menyucikan kita dari segala dosa kita (1 Yoh 1:9;Yes 1:18)
2. Berbalik dari jalan-jalan yang jahat ( 2 Taw 7:14).
3. Datanglah kepada Yesus, yang telah ditentukan oleh Allah sebagai Tuhan dan Kristus (Kis 2:36) sebagai Mesias dan sebagai Juru Selamat. Kuasa darahNya akan menebus kita dari dosa kita (im 3:24-26). Yesus adalah jalan dan kebenaran, tidak seorangpun sampai kepada Bapa , kepada Allah kalau tidak melalui Yesus (Yoh 14:6)
4. Menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat secara pribadi, karena siapa menerima, diberiNya kuasa menjadi anak-ank Allah (Yoh 1 : 12).[4]



[1] Menurut Daud Tony santet ada 3 Jenis yaitu:

1.Santet tingkat dasar,yaitu santet dengan menggunakan Benda-benda(paku,kaca,jarum dll)
2.Santet tingkat menengah,yaitu santet yang memakai roh, yang di serang adalah pikiran, jiwa dan perasaan.
3.Santet tingkat tinggi,yaitu santet yang memakai pustaka, seperti tombak,keris dan pustaka lainnya.
[2] Pondsius Takaliuang, Antara kuasa gelap dan kuasa terang,Malang: Literatur YPPI,1987,hlm.8
[3] Carlos Annacondia,dengarkan saya,Setan!(terj.) Nelly Samosir , Jakarta: Harvest Publication Huose, 2005,hlm. 59-63
[4] Jarot Wijanarko, op.cit.,hlm.30

Minggu, 17 Desember 2017

SEJARAH GEREJA METHODIS

Hasil gambar untuk lambang gereja methodist indonesia



METHODIS


I.                   Pendahuluan
Gereja Methodis adalah sebuah gereja Protestan. Gereja Methodis berasal dari Gereja Anglikan di Inggris. Metodis adalah perkembangan dari aliran protestan Anglikan yang berkembang pada abad ke 18.  Gereja tersebut tidak jauh beda dengan aliran lainnya yang sudah pernah kita bahas seperti Anglikan. Dilihat sejarah secara ringkas, pokok-pokok penting ajaran Methodisme yang bersumber dari ajaran-ajaran pendiri gereja tersebut yaitu John Wesley. Di mana Methodis juga memiliki beberapa tokoh sebgai pendirinya juga memiliki paham-paham serta dampaknya bagi Pekabaran Injil ke seluruh dunia.
II.                Pembahasan
2.1.Pengertian Methodis
Methodisme pada awalnya merupakan nama ejekan terhadap sebuah wadah keagamaan di Oxford yang dikenal juga dengan nama “perhimpunan Kudus”.[1] Hal yang membedakan dan menyebabkan mereka disebut kaum Methodis oleh orang lain, sistem methodis mereka dalam melakukan segala sesuatu.[2] John Wesley adalah pendeta yang rajin[3] Ia memfokuskan perhatian sebagai tenaga pelayan kerohanian di Lincoln College, Oxford, Wesley mengumpulkan anak-anak muda dalam sebuah kelompok dengan tekanan kegiatan mempelajari Alkitab, ibadah, perjamuan kudus dan pelayanan sosial. Kelompok ini akhirnya disebut Methodis.[4] Perkumpulan yang berkumpul secara teratur serta disiplin yang tinggi  membuat apa yang mereka lakukan adalah suatu kegiatan yang asing bagi sekelompok mahasiswa lainnya saat itulah munculnya nama ejekan tersebut “Methodis” pada tahun 1729.[5] Makna dari lambang Metodis adalah: Salib Yesus Kristus adalah pusat dan kekosongannya adalah keselamatan kita, api roh kudus mengirimkan kita untuk melayani di dunia ini, menambahkan bahwa kedua nyala api berbaur membentuk satu nyala api seperti gereja yang bergabung.[6] Dalam bukunya Richard Daulay: bahwa makna lambing tersebut adalah salib dan lidah api yang melambangkan pengorbanan Kristus dan kehadiran Roh Kudus dalam Gereja.[7]
2.2.Sejarah Lahirnya Methodis
Pada sekitar akhir abad ke-17 gereja-gereja Anglikan, Lutheran, dan Calvinis (Reformed) di Eropa oleh banyak orang dilihat sudah semakin kaku, dingin, tidak bergairah dan kurang menghargai manusia. Padahal masyarakat beragama, menambakan perbuatan dan perlakuan yang lebih baik. Kerinduan ini mendorong lahirnya gerakan Pietisme dan pada gilirannya melahirkan gereja, yaitu : Gereja Methodis (Wesleyan).[8]Methodis adalah  aliran kekristenan yang muncul di Inggris pada abad ke-18.[9] Pada awal abad ke-18 Inggris masih merupakan negeri Agraris yang sedang bersiap-siap memasuki era industri modern melalui Revolusi Industri yang berlangsung sejak pertengahan abad itu. Diantara bangsawan dan tuan-tuan tanah di satu pihak dan buruh tani di lain pihak terdapat kesenjangan yang sangat besar termasuk dalam pemenuhan kebutuhan sandang-pangan sehari-hari. Kesenjangan itu tidak berkurang ketika roda Revolusi Industri berputar semakin cepat.Para buruh tani dari desa mengalir ke kota-kota menjadi buruh pabrik. Sementara kaum bangsawan dan kapitalis bersenang-senang menikmati kemakmuran mereka, kaum buruh dan penganggur  berjuang mempertahankan hidup di tempat-tempat kumuh. Sehingga tingkat kriminalitas sangat tinggi dan wabah penyakit akibat kotornya lingkungan dan banyaknya pelacuran. Masalah sosial seperti inilah, terutama terhadap masyarakat kelas bawah dan para narapidana pelaku tindak kriminal yang tidak dipedulikan oleh Gereja Anglikan pada masa itu.[10] Kota Inggris penuh dengan kesibukan. Orangtua maupun yang muda bahkan anak-anak sibuk bekerja, ketika itu Gereja Anglikan sebagai Gereja resmi Inggris ternyata tidak memperhatikan keadaan ini. Moral juga sudah bobrok, buruh dan orang-orang miskin hidup terlantar.[11]
Keadaan kerohanian di Inggris pada zaman itu sangat menyedihkan. Orang-orang kaya dan orang-orang terpelajar dipengaruhi oleh Pencerahan, sehingga mereka menghina Gereja. Orang-orang miskin pun dihina oleh gereja, yang tidak melayani mereka, sehingga mereka tidak tahu apa-apa tentang Injil. Pencerahan telah berpengaruh besar, sehingga banyak pendeta dalam khotbah memuji-muji keunggulan akal budi dan kemajuan yang dihasilkan ilmu pengetahuan.[12] Gereja Methodis berasal dari Gereja Anglikan di Inggris. Pendirinya adalah John Wesley, seorang Pendeta Gereja Anglikan yang bermaksud mengadakan pembaharuan kerohanian Gereja Anglikan (bukan bermaksud memisahkan diri dari Anglikan) tetapi akhirnya berpisah juga dari Gereja Anglikan. Tujuan John Wesley pada mulanya hanyalah memberitakan injil kepada orang banyak, terutama buruh-buruh industri yang sudah lama tidak terjangkau oleh pelayanan gereja resmi.[13] Yang dilakukan John ternyata dipandang buruk oleh gereja Anglikan bahkan John Wesley dianggap pemberontak.[14] Sebenarnya ia ingin memperbaiki pola pelayanan gereja Anglikan yang pada saat itu bagi dia sungguh memperhatikan. Di saat itulah dia membentuk kelompok diskusi yang disebut Methodis dengan kelompok diskusi tersebut banyak orang dapat memahami Firman Tuhan  dan diajar untuk memberitakannya.[15] Setelah penahbisan John Wesley menjadi seorang Imam (Pendeta) John Wesley ikut dalam Holy Club, sebuah perkumpulan yang didirikan oleh adiknya Charles Wesley di Oxford.[16] Charles yang telah memulai “Holy Club” (Klub Suci), yang tidak lama kemudian dipimpin John.Mereka menggunakan metode-metode keras dalam pencarian kesucian. Anak-anak muda itu mencari keselamatan, namun latihan-latihan devosional yang amat keras pun tidak memberi kedamaian kepada John (1729).[17]
Pada tahun 1735, John bertemu dengan  serombongan penginjil dari gereja Moravia yang sedang dalam perjalanan ke Amerika. Lalu John diundang dan bersedia menjadi chaplain (pelayan Rohani) untuk persekutuan kaum Imigran Inggris di Savanah, Georgia, Amerika, sambil menginjili di kalangan masyarakat Indian. Dalam perjalanan dengan kapal laut ke Amerika, John Wesley (yang juga didampingi oleh adiknya Charles dan beberapa anggota Holy Club lainnya). Sangat kagum melihat ketenangan dan keteguhan iman para penginjil Moravia tersebut.[18] Saat itu kapal tersebut diserang badai[19] saat badai itu mengamuk para penumpang termasuk John merasakan ketakutan namun, sejumlah orang Moravia (Herrnhut) tersebut menyanyikan lagu pujian atau kidung-kidung Rohani memuji Tuhan dengan wajah berseri. Ketika gelombang mengahantam para penumpang berteriak namun sejumlah orang Moravia tersebut meneruskan nyanyian mereka seolah-olah tidak terjadi apapun. Keesokan harinya, John bertanya kepada salah seorang Moravia apakah mereka takut dan dia menjawab tidak dan berkata “Saya bersyukur kepada Allah” begitu juga istri dan anak-anaknya karena mereka tidak takut mati.[20]
Setelah melayani di Georgia yaitu masyarakat Indian, kurang dari dua tahun dan merasa gagal, dia kembali ke Inggris setidaknya dia telah semakin dalam berkenalan dengan kaum Pietis Moravia, yang ia perdalam lagi setelah kembali ke Inggris.[21] Yang terjadi pada 1738, di London dia bertemu dengan Peter Bohler, seorang beraliran Moravia, Bohler menasihati Wesley untuk berdoa memohon pimpinan Tuhan, sehingga Roh Kudus dapat berbicara di dalam hatinya dan meyakinkan dia.[22] Mengingat pertemuannya dengan penginjil Moravia yaitu A.G. Spangenberg dan Peter Bohler yang menyatakan bahwa upaya-upaya Wesley mengejar kesucian sangat dangkal, karena ia tidak punya iman yang sejati kepada Yesus Kristus. “Berkhotbahlah sampai kamu mempunyai iman, dan nanti karena kamu sudah mempunyainya kamu akan mengkhotbahkan iman”.[23] Pada 24 Mei, Wesley mengunjungi persekutuan orang-orang Moravian di daerah Aldersgate, tempat tafsiran Luther terhadap surat Paulus kepada jemaat di Roma sedang dibacakan. Pada pukul 20:45 malam, tiba-tiba Wesley merasakan sesuatu dalam hatinya, sehingga terasa dihangatkan dengan suatu cara yang ajaib. Sehingga dia merasa bahwa kepercayaan sepenuhnya kepada Kristus itu sajalah yang dapat memberikan keselamatan. Dia mendapatkan kepastian bahwa Dia benar-benar telah menanggung dosa-dosa nya dan menyelamatkan-nya dari hukum dosa dan maut.[24] Pada 1739, terjadi perpecahan antara Wesley dengan para pengikut yang berhubungan dengan Moravian, dan keduanya terpisah.[25] Wesley mendirikan persekutuan-persekutuan rohani, berkhotbah di ladang-ladang terbuka, dan mulai mengutus para pengkhotbah.[26] Ketika uskup-uskup gereja Inggris yang resmi, yaitu Gereja Anglikan tidak mau menahbiskan orang-orang tersebut menjadi pendeta, Wesley sendirilah yang menahbiskan mereka. Tindakan itu berarti bahwa ia mendirikan gereja yang baru, yaitu Methodis.[27] Wesley menghadapi krisis sosial yang melanda Inggris dengan serius. Dia menghadirkan Injil di tengah-tengah masyarkat.[28] John bertemu dengan  situasi yang memprihatinkan tersebut Jhon dan Charles Wesley pelayanan mereka dimulai dengan cara mengumpulkan para pekerja dan orang-orang miskin di dalam beberapa kelompok dan disana mereka mendengarkan Firman Tuhan. Melihat keadaan ini Gereja Anglikan menekan John Wesley bahkan akhirnya mengeluarkannya dari keanggotaan gereja Anglikan. Namun ia tidak pernah berhenti bahkan ia pernah berkhotbah di atas kuburan Ayahnya sendiri di sekitar lokasi gerja Anglikan. Melihat kelompok-kelompok yang dibentuk, ia mendidik pengkhotbah awam. Ejekan dan tindakan Gereja Anglikan terhadap mereka menjadikan kelompok tersebut lebih matang.Pada April 1777 Jhon meletakkan batu pertama untuk pembangunan sebuah kapel di City Road, kapel ini dibuka resmi pada 1778 yang dipakai kelompok Methodis untuk tempat beribadah dan bersekutu.[29] Orang-orang Methodis kemudian keluar dari Gereja Anglikan serta mengorganisir gereja sendiripada tahun 1795.[30]
2.3.Tokoh-Tokoh Dalam Gerakan Methodis
2.3.1. John Wesley (1703-1791)
John Wesley lahir di Epworth, Inggris pada 17 Juni 1703.[31] Jhon Wesley adalah anak ke-15 dari 19 bersaudara. Orangtuanya adalah Samuel dan Susanna Wesley.[32] Ayahnya adalah seorang Pendeta Gereja Anglikan.[33] Sejak kecil ia biasa di panggil Jacky. Susanna selalu mendidik anak-anaknya, mengajar mereka agar hidup berdisiplin, bersopan santun serta taat kepada perintah orangtuanya. Susanna juga tidak pernah lupa mengajari mereka berdoa yang baik dan senantiasa bernyanyi bersama dengan anak-anaknya.[34] Begitu ia bisa berjalan, ia diajari untuk membaca Alkitab, dan ia dibesarkan dengan pola asuh yang sangat keras sekaligus Rohani.[35] Pada saat berumur 5 tahun tempat tinggal keluarga Wesley kebakaran dan ia adalah orang terakhir yang diselamatkan dalam kobaran api tersebut. Ia menganggap dirinya sebagai “puntung kayu yang ditarik dari nyala api” oleh Tuhan untuk suatu tujuan yang istimewa.[36] Atau disebut “api yang dipetik dari kebakaran itu”, seseorang yang akan dipakai Allah untuk menyulut iman pada ribuan orang.[37] Ketika beranjak dewasa, John Wesley mengikuti jejak ayahnya mengikuti persiapan untuk pelayanan dengan bersekolah di Oxford University.[38] Kemudian ia membantu jemaat Anglikan ayahnya selama beberapa tahun, keresahanpun mulai meliputi dia. Meskipun dia tahu doktrin-doktrin keselamatan, namun semuanya itu belum menyenangkan hatinya.[39] Ia belajar di Christ Church, Oxford pada tahun 1725 ia ditahbiskan. Ia kembali ke Oxford dan menjadi dosen Lincoln College dan menjadi salah satu pendiri perkumpulan kudus. 1738 Wesley lebih sadar akan kebutuhan spritualnya ia mendapat bantuan dari orang-orang Moravia, khususnya dari seorang bernama Peter Bohler. Bagi kebanyakan gereja Inggris terlalu congkak menyatakan bahwa bukti kekristenan yang paling kuat adalah kesaksian batin dari lahirnya roh kudus, namun Wesley justru melihatnya sebagai “dasar agama Kristen” dan “doktrin utama Methodis”. John Wesley setiap tahun menempuh perjalanan dengan 5.000 Mil dengan kuda sehingga ia disebut “pengendara kuda Allah”. Ia biasa berhenti lalu berkotbah kepada siapa saja yang mau mendengar.Tak lama setelah pengalamannya dengan Boehler, hidup Wesley secara dramastis berobah, yaitu setelah ia mengalami pertobatan injili pada tanggal 24 Mei 1738. Pengalaman itu dicatat Wesley dalam journal (catatan harian)-nya sebagai berikut:
“Senja itu dengan sangat enggan aku pergi ke seluruh persekutuan di Jalan Aldersgate. Disitu seseorang membaca Pengantar Luther Kepada Surat Roma. Kira-kira jam Sembilan kurang seperempat, sementara ia menguraikan perobahan yang Allah kerjakan di dalam hati melalui iman kepada kristus, aku secara aneh merasa hatiku dihangatkan. Aku merasa betul-betul mempercayakan diri kepada Kristus; Kristus saja, demi keselamatan; dan suatu kejaminan diberikan kepadaku, bahwa ia telah menyingkirkan dosa-dosaku, dan menyelamatkan daku dari hukum dosa dan maut.”[40]
John Wesley dan Charles Wesley mulai berkotbah di Inggris dalam gedung-gedung gereja untuk membangun hidup rohani gereja Anglikan, seorang lagi yaitu George Whitefield yang juga adalah seorang pengkotbah. Klerus resmi dari gereja Anglikan sangat menentang pekerjaan mereka sehingga 1739 mereka terpaksa berkotbah diluar gedung gereja dan lapang-lapangan atau dipadang-padang dan lorong-lorong. Kedua bersaudara Wesley dan temannya Whitefield menyerahkan segenap hidupnya kepada tugas itu. Dalam banyak perjalanan mereka john Wesley berkotbah sampai 40.000 kali dan Whitefield meninggal lebih muda sampai 18.000 kali suara Whitefield demikian kuatnya sehingga dapat didengar oleh beribu-ribu di padang.[41] Juga ada beberapa karya Wesley yaitu, menulis 200 buku dan 72.000 anggota Methodis.[42] John Wesley juga dalam buku hariannya tercatat tentang tinjauannya atas sekolah minggu di Bolton yang ia kunjungi tanggal 20 April 1788. Sebagian anak-anak bekerja dalam kelompok yang terdiri dari enam, delapan atau sepuluh orang untuk melawat orang miskin yang sakit. Anak-anak itu memberi kesaksian, menghibur dan mendoakannya. Disini terlihat bahwa memang John Wesley memperhatikan anak-anak.[43] Sekolah yang dikelola John Wesley adalah “Kingswood School” di Inggris pada tahun 1740. Sekolah ini dikhususkan untuk mendidik anak-anak pendeta sekaligus pengembangan Sekolah Minggu. selain itu juga Wesley membuka sekolah untuk anak-anak orang miskin di London dan satu sekolah untuk anak yatim piatu di Newcastle. 2 Maret 1791 tepatnya John Wesley berumur 88 tahun ia mengumpulkan sahabat dan beberapa jemaat untuk menguatkan mereka dan mengingatkan mereka tentang pelayanan, ia mengatakan: “…segala sesuatunya adalah yang terbaik… Tuhan beserta kita” kemudian ia menghembuskan nafas yang terakhir.[44]
2.3.2.      Charles Wesley
Charles Wesley adalah adik dari Jhon Wesley yang juga lahir di Epworth pada 18 Desember 1707.[45] Charles Wesley adalah anak ke-19, dia juga menerima pendidikan disekolah yang sama dengan abangnya. Ia ditahbiskan menjadi pendeta pada tahun 1735. Charles Wesley terkenal karena bakatnya dibidang musik dan pencipta lagu rohani yang menjadi sarana penting dalam mengorbankan semangat kebangunan rohani. Ia mengarang 6.500 nyanyian dan 65 buah terdapat dalam buku Methodist Hymnal.[46] Banyak lagu yang diubah Charles yang iramanya penuh dengan sukacita. Lagu itu sering tercipta dalam perjalanan naik kuda, sehingga banyak lagu-lagu itu mempunyai irama naik kuda.[47] “Beribu Lidah Patutlah” Charles mendengar khotbah Bohler yang mengatakan: “andaikan kumiliki seribu lidah aku mau memuji Tuhan Yesus dengan semuanya” di kapal perjalanan ke Amerika. Sesudah Charles Wesley kembali dari Amerika dia merasakan bahwa dia tidak mempunyai ketentraman didalam hidupnya seperti Bohler pada 21 Mei 1738, ia menyerahkan diri kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Sesudah itu dia mulai menciptakan syair-syair untuk nyanyian gereja pada setiap kesempatan dan untuk semua keperluan belajar dan ibadah. Dan ia tidak berhenti menulis sampai akhir hidupnya.[48] Pada tanggal 21 Mei 1739, Charles menulis himnenya yang paling terkenal, “O for Thousands Tounges to Sing”.[49] Wesley bersaudara ini juga tidak hanya memakai lagu-lagu untuk memuji nama Tuhan tetapi juga sebagai alat mengajar orang mengenai kepercayaannya. Saat mereka di Amerika, John dan Charles menyusun sebuah buku nyanyian rohani yang menjadi buku pertama diterbitkan disana. Mereka merasakan pentingnya cara bernyanyi di waktu ibadah, dan dia memasukkan petunjuk-petunjuk bernyanyi pada awal buku nyanyian rohaninya.[50]
2.3.3.      George Whitefield (1714-1770)
George Whitefield lahir dari keluarga yang miskin di Glouchester, Inggris pada tahun 1714.Pada masa kecilnya George sudah terbiasa hidup dalam penderitaan karena ayahnya bekerja sebagai penjaga rumahpenginapan.Penderitaan hidupnya makin bertambahketika ayahnya meninggal.Meskipun hidup dalam serba kekurangan, ibunya berusaha untuk menyekolahkannya dengan baik. Pada tahun 1733 Whitefield belajar pada Universitas Oxford di sini ia bershabat dengan John dan Charles Wesley. Wesley bersaudara mempunyai sebuah organisasi di Oxford yang disebut Klub Kudus dan Whitefield bergabung dengan mereka .pada tahun 1736 ia ditahbiskan menjadi pendeta dalam aliran Gereja Anglikan. Semangatnya untuk memberitakan Injil berkobar-kobar. Ia berkhotbah di Bristol dengan sangat mengaggumkan dan di hadiri banyak pengunjung. Ia berkhotbah di ruangan terbuka. Suaranya sangat keras sehingga dapat didengar dengan jelas oleh ribuan orang. Diantara Whitefield dan dan Wesley bersaudara memang terdapat persahabatan yang baik sekali sejak di Oxford hingga pertentangan  mereka tentang ajaran Predestinasi. Diantara mereka memilki perbedaan yang tajam tentang pandangan mereka terhadap ajaran Calvin mengenai predestinasi. Pandangan perbedaan ini menyebabkan terjadinya perpisahan.Wesley bersaudara menolak ajaran Predestinasi dan memerima ajaran Arminisme. Sedangkan Whitefield mempertahankan dengan gigih ajaran Predestinasi Cavin. WhiteFiled meninggal dunia akibat serangan asma di Newburyport, Massachutessete pada tahun 1770 dalam umur 56 tahun.[51]
2.4.Paham-Paham Methodis
Pokok-pokok penting ajaran Methodisme bersumber dari Jhon Wesley.Dia adalah Teolog Rakyat bukan teolog kelas berat seperti Luther, Calvin dan lain-lain. Ada 7 ajaran pokok Jhon Wesley yang perlu dibahas yaitu: pembenaran oleh iman, kelahiran baru, kepastian keselamatan dan kesempurnaan Kristen, kehilangan kasih karunia, penginjilan dan semangat injil dan ijin untuk mengangkat sebuah injil:

2.4.1.      Pembenaran Oleh Iman
Pembenaran oleh iman adalah pengampunan dosa. Allah membenarkan manusia melalui karya pendamaian oleh darah anak-Nya. Dalam hal ini Allah menunjukkan keadilan-Nya dengan penghapusan dosa yang sudah lalu (Roma 3:25). Jadi, Pembenaran oleh iman dan pengampunan dosa itu tidaklah sesuatu yang hanya dipahami, tetapi harus dialami.Karena yang dialami Jhon Wesley di Aldersgate (London) tanggal 24 Mei 1738.Hari itu diperingati sebagai pertobatannya.Atas dasar inilah John Wesley memberi teknan pada pengalaman sebagai pilar teologi Methodis, disamping Alkitab, akal budi dan tradisi.
2.4.2.      Kelahiran Baru
Menurut Jhon Wesley, ajaran pembenaran oleh iman dengan kelahiran baru ibarat satu mata uang dengan dua sisi. Keduanya tidak dapat dipisahkan walau dapat dibedakan. Dia mengatakan pada saat Allah mengampuni kita saat itu juga Allah mengampuni kita, saat itu juga Allah menciptakan kita secara baru. Jhon Wesley mencontohkan kelahiran baru itu dengan kelahiran manusia secara jasmaniah. Kelahiran jasmani (tubuh) ialah momentum permulaan hidup secara fisik dalam dunia ini. Bukti bahwa seseorang telah lahir baru ialah mempunyai iman, pengharapan, dan kasih (1 Kor 13:13). Kelahiran baru, adalah syarat mutlak untuk memperoleh hidup yang kekal. Siapa yang tidak dilahirkan kembali, dia tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah, kata Yesus kepada Nikodemus dalam Yohanes 3:5.
2.4.3.      Kepastian Keselamatan
Menurut John Wesley, manusia mengetahui bahwa Allah telah membenarkannya, bahwa Allah telah mengampuni dosa-dosanya dan bahwa Allah telah menciptakannya menjadi manusia baru .dasar Alkitabnya yaitu:
·         Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah (Roma 8:16)
·         Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya (Galatia 4:6; Roma 5:5)
Kepastian keselamatan ialah kesaksian Roh Kudus kepada roh kita yang meyakinkan bahwa kita adalah anak Allah, bahwa kita dikasihi Yesus Kristus, bahwa Yesus Kristus telah menyerahkan hidup-Nya untuk kita, bahwa semua dosa kita telah diampuni dan kita diperdamaikan dengan Allah. Gereja Methodis meyakini sebagaimana John Wesley bahwa kehidupan orang Kristen merupakan kehidupan yang berdasarkan hubungan pribadi dengan Krsitus. Jadi kepastian itu adalah kepastian yang lahir secara berangsur-angsur, berkembang setahap demi setahap sampai pada kepastian keselamatan akan hidup yang kekal.
2.4.4.      Kesempurnaan Kristen
Ketika manusia mengalami lahir baru, maka kesucian hati dimulai dan bertumbuh kearah Dia yang adalah kepala kita (Efesus 4:16). Ajaran tentang kesempurnaan ini berhubungan dengan kasih. Ini menyangkut pertumbuhan kasih Kristiani yang dimiliki seseorang. Sejauh mana seseorang mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa , akal budi dan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri, sejauh itulah kesempurnaan hidup seseorang. Kita menuju kasih yang sempurna itu.John Wesley sendiri tidak mengatakan dia sudah sempurna, tetapi itu menjadi tujuannya, menuju kesempurnaan.[52]


2.4.5.      Kehilangan Kasih Karunia
Penebusan dan keselamatan disediakan bagi semua orang, dan kendati seseorang telah menerimanya, bisa saja bahwa pada akhir hidupnya ia murtad. Dengan ini sekaligus ditolak pandangan Calvin, bahwa bila seseorang telah ditetapkan dan dipilih Allah sejak semula untuk selamat, ia tidak akan mungkin kehilangan keselamatan itu. Tentu umat Metodis bersama seluruh umat kristiani bersukacita kalau tak seorangpun yang telah datang kepada Kristus menjadi Murtad. Tetapi kodrat manusia adalah lemah dan dosa masih berkuasa. Karena adanya kemungkinan untuk jatuh dan kehilangan kasih karunia ini, maka Gereja Metodis senada dengan ajaran Tuhan Yesus tentang hal berdoa selalu mengingatkan umat beriman agar waspada dan berdoalah agar kamu jangan jatuh kedalam pencobaan.
2.4.6.      Penginjilan dan Semangat Injil
Wesley yang mengobarkan kebangunan rohani dan semangat menginjili yang membuat dia dan pengikut-pengikutnya dipandang sebagai pelopor gerakan injili, maka gereja Metodis mendorong umatnya jadi bukan hanya penginjil professional namun semua juga dikobarkan oleh semangat yang sama. Setiap jemaat lokal harus punya perhatian dan upaya yang konkret di bidang ini. Tujuannya terutama adalah menjangkau orang-orang yang belum mendengar injil, agar pada akhirnya sebanyak mungkin orang mendapat tempat didalam kerajaan Allah yang dipenuhi dengan damai sejahtera. Metode penginjilan bisa bermacam-macam tapi prinsipnya tetap sama: mengkomunikasikan kebenaran Allah kepada manusia. Diantara sekian banyak metode, yang sering digunakan adalah khotbah kebangunan rohani (revival preaching) dan kunjungan penginjilan (visitation evangelism).

2.4.7.      Ijin Untuk Mengangkat Sebuah Injil
Pada pasal terakhir dari 25 pokok-pokok kepercayaan Methodis menentukan pendapat berbagai gereja bebas antara lain  kaum Anabaptis, Wesley menegaskan bahwa orang Kristen dapat mengangkat sumpah. Wesley dan umat Methodis yakin bahwa Alkitab tidak melarang orang Kristen melakukan hal itu di hadapan pemerintah dan pengadilan, “ asalkan sumpah itu sesuai dengan iman, kasih di dalam keadilan (kharitas) dan kebenaran”.[53]
2.5.Jabatan Gerejawi
Methodis mempercayai bahwa jabatan dalam gereja bersumber dari Yesus Kristus yang hakikatnya adalah pelayanan, sebagaimana terdapat dalam Markus 10:45. Methodis mengakui doktrin” imamat am orang percaya”. Jabatan yang dimiliki Methodis sesuai tradisi Methodist secara umum, yaitu:
1.      Bishop
Bishop dipilih untuk seumur hidup (for life), jabatan seorang bishop memiliki periode (for tirm); ia harus dipilih sekali untuk empat tahun. Kalau dia tidak terpilih lagi, maka (secara formal) dia tidak disebut bishop lagi. Kalau masih aktif (belum pensiun), maka sehabis jabatan sebagai bishop, dia dapat ditempatkan sebagai bishop yang baru untuk melayani di jemaat. Bishop hanya bisa menjabat  dua periode berturut-turut (1 periode untuk empat tahun).
2.      Pimpinan Distrik (District Supetintendent)
Jabatan District Supetintendent bisa juga disebut Pimpinan Distrik atau Praeses yang sering juga dikatakan sebagai bishop kecil. District Supetintendent bertugas sebagai pembantu bishop di distriknya masing-masing. District Supetintendent bertindak sebagai “konektor” antara konferensi tahunan dengan jemaat atau antara bishop dengan pendeta (pemimpin jemaat), di setiap wilayah konferensi tahunan terdapat suatu kabinet yang terdiri dari bishop (sebagai ketua) dan para District Supetintendent sebagai anggota. Tugas kabinet paling penting adalah memutuskan mutasi dan penempatan para pendeta dan guru injil.
3.      Pendeta
Pendeta dalam Metodis melaksanakan tugas untuk memberitakan firman Tuhan, melaksanakan Sakramen Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus, pendeta juga melaksanakan tugas pemeliharaan rohani atau pengembalaan. Pendeta Metodis terdaftar dalam konferensi Tahunan dengan status “anggota penuh” (full membership). Artinya, pendeta tidak tergabung dalam suatu jemaat tertentu, tetapi dia adalah anggota konferensi Tahunan.yang tergabung dalam satu jemaat hanya istri dan anak-anak pendeta. [54]
4.      Guru Injil`
Guru Injil atau Lay Leader adalah yang melayani di suatu jemaat, jika dalam suatu jemaat tidak ada pendeta yang ditetapkan bishop maka otomatis Guru Injil lah yang menjadi pemimpin jemaat, kecuali melaksanakan sakramen.
5.      Lay Speaker
Lay speaker disebut juga dengan Pengkhotbah Awam. Tugasnya adalh membantu pendeta dan Guru injil dalam melaksanakn tugas pemberitaan firman dan memimpin kebaktian.[55]
2.6.Tata Ibadah Gereja Methodis:[56]
1.      Ucapan Selamat
2.      Prelididum (saat teduh)
3.      Bernyanyi
4.      Votum atau Panggilan berbakti
5.      Bernyanyi
6.      Doa Pengakuan Dosa
7.      Firman Penyegaran Iman
8.      Doa Bapa Kami
9.      Bernyanyi
10.  Responsoria
11.  Gloria Patri
12.  Pengakuan Iman Rasuli
13.  Bernyanyi
14.  Pembacaan Epistel
15.  Warta Jemaat
16.  Doa Syafaat
17.  Persembahan
18.  Penyerahan Persembahan
19.  Bernyanyi
20.  Khotbah
21.  Bernyanyi
22.  Doxology/ Berkat
23.  Bersalaman
Namun, tata ibadah dalam Gereja Methodis tidak semua sama. Tata ibadah dalam setiap Gereja tersebut tergatung kepada konteks Gereja itu berdiri, namun meski berbeda makna harus tetap sama.[57]
2.7.Perkembangan Gereja Methodis
Pada anggapan Wesley, seorang Kristen sanggup mencapai kesempurnaan dalam pengudusan hidup, oleh usahanya sendiri dengan bantuan Roh Tuhan.inilah ajaran “perfeksionisme”. Jadi Theologia Wesley bercorak Arminian. Pandangan itu dilawan oleh Whitefield, yang mempunyai theologia calvinis dan mendasarkan pertobatan dan kekudusan hidup itu pada predestinasi. Perbedaan pendapat ini menyebabkan perpisahan antara pekerjaan Wesley dan Whitefield (1741), tetapi mereka tetap bersahabat dan saling menghargai. Kebanyakan pengikut mereka mengikuti Wesley, karena ia seorang pengatur yang amat cakap. Lama kelamaan gerakan Wesley itu melepaskan dirinya dari Gereja Anglikan dan menjadi suatu Gereja sendiri yang amat besar dibawah pimpinan Wesley.[58] Saat John melepaskan diri dari gereja Anglikan ia mulai berkotbah dimana-mana yang dihadiri ribuan orang, pengikutnya makin hari makin tambah pengikutnya. 1739 di Moorfields, London dinami Metodisme. Organisasi ini berkembang dengan sangat mengagumkan di seluruh Inggris, bahkan sampai di Irlandia (1747) dan di Skotlandia (1751). Gerakan Methodisme ini juga dibawa ke Amerika dan gerakan ini berkembang pula dengan pesat disana. Untuk mengawasi pekerjaan di Methodisme di Amerika, diangakatlah Dr.Thomas Hoke menjadi superintendent pada tahun 1784. Dalam pekerjaan penginjilan John Wesley menggerakkan pengkhotbah-pengkhotbah awam. Gereja Methodis Amerika memberikan sebuah lembaga pengkabaran Injil yang bernama lembaga pengkabaran Injil Methodis Amerika (American Methodist Mission).[59] Thomas Coke yang didkirim ke Amerika menjadi menjadi missionaris dan Francis Abury menjadi Distrik Superintendent pertama di gereja yang baru. Mereka berdua ditahbiskan John pada saat kebaktian di chapel Baltimore. Gereja Methodis yang didirikan John Wesley itu penuh dengan lagu-lagu pujian. Mereka bekerja keras untuk memberitakan Firman Tuhan kemana saja sebab yang menjadi motto mereka dan semua pengikutnya adalah “Dunia ini tempat pelayananku”[60] Sama seperti di Jerman, begitu juga di Inggris pengkabaran Injil sangat maju berkat gerakan baru itu. Cukuplah kalau kita melihat beberapa data dalam waktu dua puluh tahun lebih, dari tahun 1792 sampai tahun 1815, telah didirikan lima lembaga pengkabaran Injil yang besar di Inggris, Belanda dan Jerman. Pada tahun 1804 didirikan juga Lembaga Alkitab untuk Inggris dan luar negeri (British dan Foreign Bible Society), induk semua lembaga Alkitab disuluruh dunia.Didirikannya lembaga-lembaga itu merupakan titik tolak kegiatan pengkabaran injil yang luar biasa selama abad ke-19 dan ke-20, juga titik tolak untuk gerakan Oikumene (kesatuan antar Gereja). Karena beberapa diantara lembaga-lembaga itu bersifat antar Gereja, maka tokoh-tokoh dari bermacam macam Gereja duduk dalam kepengurusannya. Mereka ini sempat bertemu dan belajar menghargai kehidupan Rohani sejawatnya dari Gereja lain.[61] Pada permulaan abad ke-20, lembaga pengkabaran Injil ini mulai bekerja di Sumatera dan di Jawa serta Kalimantan Barat, khususnya dikalangan orang Tionghoa.Kegiatan lembaga pengkabaran Injil ini dijawa menghasilkan jemaat-jemaat mangga besar (jemaat ketapang), Tanah Abang, Bogor, Rangkasbitung. Jemaat tersebut kini menjadi jemaat Gereja Kristus. Sejak tahun 1922 lembaga pengkabaran Injil ini memusatkan dirinya di Sumatera. Sebagai hasil pekerjaan mereka di Sumatera, lahirlah Gereja Methodis di Indonesia yang berpusat di Medan dan menjadi salah satu anggota persekutuan Gereja-gereja di Indonesia.[62] Di Amerika Serikatlah Metodisme yang paling berkembang sampai kini. Sekarang ini gereja-gereja Methodis di Amerika mempunyai lebih dari 8 juta anggota. Dua orang  Methodis yang kenamaan pada dewasa inilah Stanley Jones, seorang pemberita Injil di India, yang kitab-kitabnya menarik perhatian di seluruh dunia Kristen, dan John More yang menjadi pemimpin besar gerakan oikumenis pada abad 20 ini.[63]
2.8.Dampak Gerakan Methodis Bagi Pekabaran Injil keseluruh Dunia
Tidak hanya kehidupan Gerejawi saja yang dipengaruhi gerakan Revival ini meskipun itu menjadi pokok perhatiannya. Berkat usaha dari Wesley dan kawan-kawan, kekasaran, kemabukan, dan sebagainya banyak yang dihilangkan dari masyarakat.Gereja Methodislah gereja pertama yang melarang anggota-anggotanya memiliki budak-budak dan mereka juga yang menjadi pemimpin-pemimpin pertama dari gerakan buruh (labour party).[64] Sumbangan terbesar John Wesley ialah beliau telah berhasil memopulerkan dan mewariskan pengertian yang modern tentang makna pembaharuan, pertobatan (konversi), penginjilan missa, pengudusan pribadi, dan sistem kelompok-kelompok. Doktrin Baptisan Roh Kudus yang diajarkan berbagai aliran Pentakosta dan Kharismatik, berpangkal dari ajaran Wesley tentang “Pengudusan yang menyeluruh” sebagai karya Roh Kudus, yang dikaruniakan sesudah keselamatan. Wesley juga mengembangkan pengertian teologis tentang doktrin anugerah, predestinasi, dan kehendak bebas manusia.[65]
Wesley serta pengkotbah injili lainnya menghadapi perlawanan dari kaum rohaniawan dan dari semua lapisan masyarakat. Akan tetapi pada waktu yang sama, banyak juga memberi tanggapan yang positif. Melalui kotbah-kotbah mereka, inggris mengalami kebangunan Injili dan banyak orang diantara pada pengetahuan pribadi yang hidup mengenai Yesus Kristus.Wesley bersaudara mengumpulkan jemaat mereka dalam himpunan-himpunan yang terdiri disampin-samping gereja-gereja lokal. Namun karena gereja utama inggris, Gereja Anglikan, bersikap bermusuhan, akhirnya mereka memisahkan diri dan mendirikan Gereja Metodis. Ini tidak berarti bahwa gereja Anglikan tidak terpengaruh oleh mereka, kelompok injili pada waktunya menjadi kelompok terpenting dalam gereja Inggris dan posisi ini mereka mempertahankan sampai bagian terakhir abad ke-19. Secara tradisional tak terikat pada Gereja Anglikan (yaitu Gereja Presbeterian, Gereja Kongregasionalis dan Gereja Baptis), yang mengalami kemunduran dalam jumlah anggota dan dalam kegairahan, bangkit kembali dan berkembang dengan pesatnya. Kebangunan rohani secara dramatis mempengaruhi Gereja di Inggris, hanya di bidang kegerejaan. Melalui kebangunan rohani, lapisan masyarakat paling bawah dapat terjangkau oleh injil dengan jalan yang sebelum ini tidak pernah ditempuh.Bahkan seluruh lapisan masyarakat terpengaruh dan warna moral bangsa berubah.Serikat-serikat buruh dan Partai Buruh mempunyai akar-akarnya dalam pembangunan injili. Kehidupan sosial politik bangsa  Inggris dipengaruhi secara mendalam dengan berbagai cara.[66]
III.             Kesimpulan
Methodis adalah sebuah nama ejekan bagi orang-orang yang pada abad ke-18, memiliki kehidupan atau tata cara hidup berbeda dengan yang lain.  “Methodist” karena kedisiplinan mereka atau keteraturan mereka (method= teratur, memakai metode) munculnya 1729 yang tergabung dalam suatu perkumpulan yang disebut Holy Club. Methodis berdiri dari keinginan John Wesley yang menginginkan pembaharuan dalam Anglikan namun akhirnya keluar sehingga menjadi pemimpin dari Methodis. Tokoh-tokoh yang berperan juga melakukan usaha-usaha untuk memperbaiki kehidupan masyarakat yang tidak dihiraukan oleh Anglikan. Diantaranya adalah Jhon Wesley, Charles Wesley dan George Whitefield.Methodis memiliki paham-paham yaitu: pembenaran oleh iman, kelahiran baru, kepastian keselamatan dan kesempurnaan Kristen, kehilangan kasih karunia, penginjilan dan semangat injil dan ijin untuk mengangkat sebuah injil. Di mana gerakan ini akan terus berkembang meski mengalami hambatan dari Anglikan. Di dalam perkembangannya akhirnya gerkan ini membawa dampak bagi kehidupan sosial dan kerohanian masyarakat di Inggris dan juga pekabaran Injil sehingga gerakan terus berkembang.
IV.             Daftar Pustaka
Sumber Buku:
Aritonang, Jan S., Berbagai Aliran di Dalam Dan Sekitar Gereja, Jakarta: Bpk- Gunung Mulia
Berkhof, H., Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016.
Boehlke., Robert R., Sejarah Perekembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: Gunung Mulia, 2003.
Culver, Jonathan E., Sejarah Gereja Umum, Bandung: Biji Sesawi, 2013.
Curtis, A.Kenneth, dkk., 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2012.
Daulay, Richard M., Mengenal Gereja Methodis Indonesia, Jakarta: Gunung Mulia, 2004.
Hughes, Robert Don, Sejarah Apa Yang Membentuk Gereja, Yogyakarta: Gloria, 2011.
Joyner, F. Belton, Uunited Methodis Question, Louisvillen:Westminster John Knox press 2014.
Lane,Tony, Runtut Pijar, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016.
Lumbantobing, Sahat Martua, Model Kepemimpinan Episkopal, Jakarta: Gunung Mulia, 2003.
Rupert E. Davies, Methodism, London: Penguin Books, 1964.
Simanjuntak, BP, dkk., Ini Aku Utuslah Aku, Bandar Baru: GMI, 1993.
Van Den End, Thomas, Harta Dalam Bejana, Jakarta:Gunung Mulia, 2015.
Wellem, F. D., Kamus Sejarah Gereja, Jakarta: Gunung Mulia, 2011.
Wellem, F.D., Riwayat Hidup Singkat, Jakarta: Gunung Mulia, 2011.
Wesley, John, Khotbah Terbesar Sepanjang Masa, Yogyakarta: ANDI, 2012.
Sumber Lain:
Wawancara dengan Ls. Drs. S. Solin, MA, GMI MARIA, Sunggal Distrik 2 Wilayah I, Jl. Patriot No.95 A Medan, pukul  09:40
BiropembinaanGMIktws.blogspot.co.id diakses pada 21 Oktober 2017, pukul 21.34.



Lampiran: Dua Puluh Lima Pokok-pokok Kepercayaan Umat Methodist[67]
Pasal 1            :  Iman tentang Ke-esaan Allah
            Hanya ada satu Allah yang hidup dan yang benar yang kekal selama-lamanya, tidak terbatas, Maha dan maha Kasih. Dialah pencipta danpemelihara segala sesuatu yang baikyang kelihatan maupun yang tidak kelihatan dan di dalam ke-Esaan Allah ini ada tiga oknum dari satu zat, satu kekuasaan dan satu kekekalan, Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Pasal 2            :  Firman atau Anak Allah yang sudah menjadi Manusia
Anak itu, yaitu Firman Bapa, yaitu Allah sungguh-sungguh dan kekal, satu zat dengan Bapa, sudah mengambil tabiat manusia di dalam Rahim perawan Maryam, sehingga ada dua tabiat yang lengkap dan sempurna ke-Ilahian dan kemanusiaan disatukan dalam satu oknum, yang tidak dapat dipisahkan. Diala.ah Kristus satu-satunya, Allah sungguh-sungguh, yang benar-benar menderita, diSalibkan, mati dan dikuburkan untuk memperdamaikan kita dengan Bapa-Nya dan ia menjadi sebuah kurban, bukan hanya untuk menghapus dosa warisan melainkan semua dosa yang dilakukan manus
Pasal 3            : Kebangkitan Kristus
Sesungguhnya Kristus sudah mati diantara orang mati dan telah mengambil tubuh-Nya dengan sempurna segala sesuatu yang didalam tabiat mausia sempurna. Di dalam keadaan ini dia telah naik ke Surga dan duduk disebelah kanan Allah, hingga datang kembali untuk menghakimi semua manusia pada hari kiamat.

Pasal 4            :  Roh Kudus
Roh Kudus berasal dari Bapa dan Anak. Satu dalam zat, satu keagungan, satu kemuliaan dengan Bapa dan Anak Allah yang sungguh-sungguh kekal.
Pasal 5            :  Alkitab
            Segala hal yang perlu diketahui untuk keselamatan terdapat dalam Alkitab sehingga apa yang dibaca didalamnya atau tidak dapat dibuktikan dengannya janganlah dipaksakan kepada seseorang, bahwa hal tersebut harus dipercayai sebagai satu azaz kepercayaan pokok atau dianggap perlu sebagai keharusan atau keperluan untuk keselamatan. Alkitab yang dimagsudkan ialah buku-buku yang telah ditetapkan menjadi kitab suci, baik dari kitab injil Perjanjian Lama maupun kitab Perjanjian Baru yang tidak pernah diragukan akan keaslian didalam Gereja. Nama buku-buku yang ditetapkan ialah:
Ø  Perjanjian Lama
Kejadian, Keluaran, Imamat, Ulangan, Yosua, Hakim-hakim, Rut, 1 & 2 Samuel, 1 & 2 Raja-raja, 1 & 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, Ester, Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakaria, Maleakhi.
Ø  Perjanjian Baru
Injil Matius, Injil Markus, Lukas, Yohannes, Kisah Para Rasul, Surat Paulus kepada Roma, Surat Paulus kepada jemaat 1 & 2 Korintus, Surat Paulus kepada Jemaat Galatia, Surat Paulus kepada Jemaat Efesus, Surat Paulus kepada Jmaat Filipi, Surat Paulus kepada Jemaat Kolose, Surat Paulus kepada Jemaat 1 & 2 Tesalonika.
Pasal 6            :  Perjanjian Lama
            Perjanjian Lama tidak bertentangan dengan Perjanjian Baru, karena di dalam keduanya, hidup kekal ditawarkan kepada umat manusia oleh Kristus yang adalah satu-satunya pengantara antara Allah dengan manusia. Sebab itu janganlah kita mendengar mereka  yang menganggap bahwa orang-orang beriman pada zaman yang lampau hanya mengharapkan janji-janji yang sementara. Mekipun orang-orang Kristen tidak perlu mengikuti segala upacara agama, ritual ibadah dan hukum-hukum pemerintahan orang-orang Israel seperti diberikan Allah melalui Musa, tetapi tidak ada seorang Kristenpun yang bebas untuk taat dari perintah-perintah Taurat yang bersifat moral.
Pasal 7            :  Dosa Asal
            Dosa asal bukanlah penurunan kelakuan Adam seperti yang diajarkan oleh Pelagianisme, tetapi merupakan kerusakan kodrat dari setiap manusia, secara alami terjadi karena kita adalah keturunan dari Aadam. Yang mana manusia telah sangat jauh dari kebenaran yang sebenarnya dan setiap manusia senantiasa cenderung kepada yang jahat.
Pasal 8            :  Kehendak Bebas
            Keadaan manusia setelah kejatuhan Adam adalah sedemikian rupa sehingga ia tidak dapat berbalik dan memperbaiki dirinya, dengat kekuatan dan perbuatan sendiri untuk dapat beriman dan berseru kepada Allah. Demikianlah kita tidak mempunyai untuk melakukan hal-hal yang baik, yang menyenangkan dan berkenan kepada Allah sebelum anugerah Allah dalam Yesus Kristus diberikan kepada kita terlebih dahulu. Hanyal ketika kita sudah memiliki kehendak baik dari Allah, barulah kita dapat mengerjakan hal-hal yang baik
Pasal 9            :Pembenaran Manusia
             Kita dibenarkan dihadapan Allah hanya karena jasa Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yakni melalui iman dan bukan karena perbuatan ataupun kelayakan kita sendiri. Demikianlah bahwa kita dibenarkan hanya melalui iman adalah suatu ajaran yang benar dan memberiakan penghiburan yang benar.
Pasal 10          :  Perbuatan Baik
            Meskipun perbuatan baik yang merupakan buah dari iman dan datang sebagai hasil dari pembenaran, tidak dapat mengahapuskan dosa-dosa kita dan tidak tahan menghadapi hebatnya penghakiman Allah, namun demikian perbuatan yang baik itu meyenangkan dan berkenan kepada Allah di dalam Kristus., sehingga perbuatan baik itu menyatatakan suatu Iman yang hidup sama seperti pohon dikenal dari buahnya.
Pasal 11          :  Perbuatan-perbuatan yang Berlebihan
            Perbuatan yang belebih-lebihan adalah perbuatan yang dilakuakn dengan magsud menambah, melampaui dan lebih tinggi dari perintah-perintah Allah. Pengajaran mengenai hal ini dapat menimbulkan kesombongan dan ketidak murnian. Dengan melakukan itu, manusia menyatakan bahwa mereka bukan mereka bukan hanya dapat memberikan kepada Allah sesuai dengan yang diminta kepada mereka untuk lakukan, tetapi bahwa mereka dapat melakukan lebih banyak melampaui apa yang yang diperlakukan. Padahal Kristus dengan jelas berkata: Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang telah ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: kami adalam hamba-hamba yang tidak berguna.

Pasal 12          :  Dosa Sesudah Pembenaran
            Bukanlah setiap dosa yang dilakukan dengan sengaja setelah pembenaran merupakan dosa yang melawan Roh Kudus dan tidak dapat diampuni. Oleh karena jaminan pengampunan tetap tersedia kepada mereka yang jatuh kedalam dosa setelah pembenaran: setelah kita menerima Roh Kudus kita mungkin menjauhkan diri dari kasih karuinia yang telah diberikan, dan jatuh kedalam dosa, tetapi dengan anugerah Tuhan, kita dapat bangkit kembali dan memperbaiki kehidupan kita. Karena itu, bersalahlah orang yang mengatakan bahwa mereka tidak mungkin berdosa lagi selama hidup mereka, atau mereka yang menyangkal adanya lagi pengampunan bagi orang yang bertobat dengan sungguh-sungguh.
Pasal 13          :  Gereja
Gereja Kristus yang kelihatan adalah suatu perhimpunan orang-orang beriman yang mana didalamnya Firman Allah yang murni dikhotbahkan dan sakramen-sakramen dilakukan dengan benar, sesuai dengan perintah Yesus Kristus, dalam segala perkara yang berhubungan dengan itu.
Pasal 14          :  Api Penyucian
            Ajaran Gereja Roma Katolik mengenai api penyucian, pengampunan dosa melalui surat indulgensia, penyembahan dan pemujaan terhadap patung-patung maupun berdoa kepada orang-orang suci adalah hal yang bodoh, sia-sia dan sama sekali tidak ada dasarnya dalam Alkitab bahkan bertentangan dengan Firman Allah.



Pasal 15          :  Bahasa dalam Kebaktian
Adalah hal yang jelas bertentangan dengan Firman Allah dan kebiasaan dari gereja mula-mula, yaitu mepergunakan bahasa yang tidak dimengerti oleh umat, baik dalam kebaktian umum di Gereja maupun dalam pelayan sakramen-sakramen.
Pasal 16          :  Sakramen-sakramen
            Sakramen-sakramen yang ditentukan oleh Kristus bukanlah hanya tanda atau lambang yang menyatakan pengakuan orang-orang Kristen, melainkan lebih dari itu, sakramen adalah tanda dari pasti dari anugerah Tuhan, yang diberikan kepada kita, yang melalui itu Dia bekerja dalam batin kita untuk menghidupkan bahkan menguatkan dan meneguhkan iman kita akan Dia. Hanya dan sakramen yang ditentukan oleh Kristus Tuhan kita dalam injil, yaitu : Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus. Menurut injil bahwa Sidi, Pengakuan Dosa Tahbisan imam, Pernikah dan Perminyakan, untuk orang yang meninggal dunia bukanlah sakramen. Hal-hal diatas terjadi, sebagai sebagian akibat penyimpangan yang terjadi sesudah ,ada rasul-rasul, sebagian lagian memang ada dinyatakan didalam kitab suci, tetapi tidak mempunyai natur yang sama dengan Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus, karena mereka tidak memiliki apapun tanda yang kelihatan atau upacara yang memang ditetapkan oleh Allah. Sakramen-sakramen tidaklah ditetapkan oleh Kristus untuk dipertontonkan atau diarak, melainkan supaya kita melaksanaknnya dengan sepatutnya. Karena barang siapa yang menerinya dengan sikap yang layak juga akan mendapat manfaat yang sesungguhnya, tetapi barang siapa yang menerima dengan tidak layak, akan mendatangkan hukuman atas dirinya sendiri, seperti yang dikatakan Paulus dalam 1 Korintus 11:29.

Pasal 17          :  Baptisan Kudus
            Baptisan bukan hanya bukan hanya suatu tanda pengakuan iman atau suatu tanda yang mebedakan orang-orang Kristen dari oeang-orang sebelum dibaptis, tetapi lebih dari itu adalah suatu tanda dari dilahirkan kembali atau lahir baru secara rohani, baptisan naka-anak haruslah dipertahankan dalam Gereja.
Pasal 18          :  Perjamuan Kudus
            Perjamuan Kudus bukan hanya suatu tanda Kasih yang harus dimiliki diantara orang-orang Kristen, tetapi lebih dari itu adalah suatu sakramen mengenai penebusan dosa kita oleh kematian Kristus, sehingga barang siapa dengan sikap yang benar, layak dan dengan menerima roti dengan dipecah-pecahkan, sama dengan mengambil bagian dari tubuh Kristus, demikian juga cawan yang diberkati itu adalah pengambilan bagian daridarah Kristus. Ajaran tentang “Transubtansiasi” atau “Perubahan Zat” baik roti maupun anggur dalam perjamuan Tuhan, tidak ada buktinya dalam Alkitab, bahkan bertentangan Firman Allah, sbab dengan demikian muncullah bermacam-macam takhyul. Tubuh Kristus yang diberikan diambil dan dimakan dalam sakramen ini, hanya secara surgawi dan Rohani. Melalui Imanlah kita menerima dan memakan tubuh Kristus dalam sakramen ini. Perjamuan Kudus tidaklah ditetapkan oleh Kristus untuk diasingkan, dipertontonkan, disanjung atau disembah.
Pasal 19          :  Dua Unsur Perjamuan Kudus
            Cawan dari Tuhan tidaklah dilarang untuk diberiakan kepada warga Gereja, karena unsur perjamua Tuhan, melalui penetapan dan perintah dari Kristus haru dijalankan kepada semua orang Kristen.
Pasal 20          :  Kurban Kristus di Atas Kayu Salib
            Persembahan Kristus yang sekali dilakukan adalah penebusan, pendamaian dan pemuasan yang sempurna untuk semua dosa diseluruh dunia, baik dosa asal maupun dosa perbuatan, jadi tidak ada pemuasan lain untuk dosa selain dalam Kristus sendiri. sebab itu, dalam pelajaran yang menyesatkan dan menipu, nila dikatakan bahwa ketika kurban misa diberikan oleh Pastor maka itu adalah sama dengan mempersembahkan Kristus untuk orang yang hidup dan yang mati, untuk mendapatkan pengurangan penderitaan ataupun rasa bersalah.
Pasal 21          :  Pernikahan Para Hamba-hamba Tuhan
            Para hamba-hamba Tuhan tidak diperintahkan oleh perintah Tuhan untuk bersumpah hidup selibat, atau tidak boleh menikah, karena adalah sah bagi mereka, sama seperti orang-orang Kristen lainnya yang menikah berdasarkan pertimbangan mereka sendiri, demikian juga para hamba-hamba Tuhan dapat mempertimbangankan hal yang sama, asalkan pernikahan itu mendatangkan kesalehan yang lebih sempurna.
Pasal 22          :  Tata Acara dan Upacara Gereja
            Tidak perlu bahwa semua tata acara dan upacara kebaktian disemua tempat harus sama dan serupa, karena tata acara dan upacara ituboleh berbeda dan dapat disesuaikan dengan keadaan Negara, adat istiadat, asalkan tidak bertentangan dengan Firman Allah. Barang siapa dengan perkembangannya secara pribadi, mempunyai keinginan dan magsud secara terang-terangan melanngar tata acara dan upacara dari Gerejanya yang tidak bertentangan dengan Firman Allah dan telah ditetapkan dan disetujui oleh yang berwewenang untuk itu, maka orang tersebut harus ditegur secara terbuka karena orang itu telah melawan tatanan Gereja dan melukai perasaan dari orang-orang yang masih lemah imannya, dengan demikian yang lain takut untuk melakukan hal yang sama. Tiap-tiap Gereja dapat menetapkan, mengubah dan menghapuskan tata acara dan upacara yang ada, asalkan halite dilakukan untuk menghasilkan manfaat untuk pertumbuhan Iman.
Pasal 23          :  Kewajiban Orang Kristen Kepada Pemerintah
            Semua orang Kristen, khususnya semua hamba-hamba Tuhan berkewajiban mempelajari dan memahami hokum-hukum dan pemerintah ataupun penguasa tertinggi di Negara tempat mereka menjadi warga Negara atau bertempat tinggal dan menggunakan semua sarana yang parut untuk mendorong ketaatan kepada penguasa yang ada. (kewajiban ini hanya dapat dilakukan sejauh bila hukum Negara itu tidak melanggar hokum-hukum Allah).
Pasal 24          :  Harta Benda Orang Kristen
            Kekayaan dan harta benda yang dimiliki orang Kristen bukanlah milik umum seperti yang dilakukan oleh beberapa orang yang enyombongkan diri serta salah. Meskipun demikian, setiap orang seharusnya dengan suka rela memberikan bantuan kepada orang miskin sesuai dengan kemampuannya.
Pasal 25          :  Sumpah Orang Kristen
            Sebagaiman kita mengaku bahwa Tuhan Yesus Kristus dan Rasul Yakobus melarang orang-orang Kristen bersumoah dengan sia-sia dan gegabah, demikian juga kita memahami bahwa Agama Kristen tidak melarang orang untuk bersumpah jika diminta hakim dalam pengadilan maka ia harus melakukan itu dengan Imam dan kasih, sesuai dengan pengajaran Firman Tuhan, dalam keadilan, kearifan dan kebenaran.



[1] F. D. Wellem ,Kamus Sejarah Gereja (Jakarta: Gunung Mulia, 2011), 284.
[2] John Wesley, Khotbah Terbesar Sepanjang Masa (Yogyakarta: ANDI, 2012), xiii.
[3] Thomas Van Den End, Harta Dalam Bejana (Jakarta:Gunung Mulia, 2015), 238.
[4]Sahat Martua Lumbantobing, Model Kepemimpinan Episkopal (Jakarta: Gunung Mulia, 2003) 18-19.
[5] BP. Simanjuntak, dkk, Ini Aku Utuslah Aku (Bandar Baru: GMI, 1993), 3.
[6]F. Belton Joyner, Uunited Methodis Question(Louisvillen:Westminster John Knox press 2014), 124.
[7] Richard M. Daulay, Mengenal Gereja Methodis Indonesia, 87.
[8] Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam Dan Sekitar Gereja, 146.
[9] F. D. Wellem ,Kamus Sejarah Gereja (Jakarta: Gunung Mulia, 2011), 284.
[10] Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam Dan Sekitar Gereja, 148-149.
[11] BP. Simanjuntak, dkk, Ini Aku Utuslah Aku, 5.
[12] Jonathan E. Culver, Sejarah Gereja Umum, (Bandung: Biji Sesawi, 2013), 239.
[13] Richard M. Daulay, Mengenal Gereja Methodis Indonesia (Jakarta: Gunung Mulia, 2004), 15.
[14] BP. Simanjuntak, dkk, Ini Aku Utuslah Aku, 5.
[15] BP. Simanjuntak, dkk, Ini Aku Utuslah Aku, 5.
[16] Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam Dan Sekitar Gereja, 150.
[17] A.Kenneth Curtis, dkk, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen,110.
[18] Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam Dan Sekitar Gereja, 150.
[19] Thomas Van Den End, Harta Dalam Bejana, 238.
[20] John Wesley, Khotbah Terbesar Sepanjang, xix.
[21] Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam Dan Sekitar Gereja, 151.
[22] Jonathan E. Culver, Sejarah Gereja Umum (Bandung: Biji Sesawi, 2013), 312.
[23] Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam Dan Sekitar Gereja, 151.
[24] Jonathan E. Culver, Sejarah Gereja Umum, 312-313.
[25] John Wesley, Khotbah Terbesar Sepanjang, xxvi.
[26] Jonathan E. Culver, Sejarah Gereja Umum, 313.
[27] Thomas Van Den End, Harta Dalam Bejana, 239.
[28] Jonathan E. Culver, Sejarah Gereja Umum, 313.
[29] BP. Simanjuntak, dkk, Ini Aku Utuslah Aku, 5.
[30] F. D. Wellem ,Kamus Sejarah Gereja, 285.
[31]John Wesley, Khotbah Terbesar Sepanjang Masa, xi.
[32] BP. Simanjuntak, dkk, Ini Aku Utuslah Aku, 1.
[33] Robert Don Hughes, Sejarah Apa Yang Membentuk Gereja (Yogyakarta: Gloria, 2011), 259.
[34] BP. Simanjuntak, dkk, Ini Aku Utuslah Aku, 2-3.
[35] Robert Don Hughes, Sejarah Apa Yang Membentuk Gereja, 259.
[36] Robert Don Hughes, Sejarah Apa Yang Membentuk Gereja, 259-260
[37] A.Kenneth Curtis, dkk, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, 110
[38] Robert Don Hughes, Sejarah Apa Yang Membentuk Gereja (Yogyakarta: Gloria, 2011), 260.
[39] A.Kenneth Curtis, dkk, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, 110
[40] Rupert E. Davies, Methodism,  58. 
[41] H. Berkhof, Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), 252.
[42]  Jonathan E. Culver, Sejarah Gereja Umum, 314.
[43] Robert R. Boehlke, Sejarah Perekembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen (Jakarta: Gunung Mulia, 2003), 396.
[44]BP. Simanjuntak, dkk, Ini Aku Utuslah Aku, 6.
[45]John Wesley, Khotbah Terbesar Sepanjang Masa, xi.
[46] Richard M. Daulay, Mengenal Gereja Methodis Indonesia, 75-76
[47] Richard M. Daulay, Mengenal Gereja Methodis Indonesia, 87-88
[48] BP. Simanjuntak, dkk, Ini Aku Utuslah Aku, 62-63.
[49] John Wesley, Khotbah Terbesar Sepanjang Masa, 23-24
[50] BP. Simanjuntak, dkk, Ini Aku Utuslah Aku, 64.
[51] F. D. Wellem, RiwatyatHidup Singkat -190-191.
[52] Richard M. Daulay, Mengenal Gereja Methodis Indonesia, 17-23.
[53] Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam Dan Sekitar Gereja 164-165.
[54]  Richard M. Daulay, Mengenal Gereja Methodis Indonesia, 10-11.
[55] Hasil Wawancara dengan Ls. Drs. S. Solin, MA, GMI MARIA, Sunggal Distrik 2 Wilayah I, Jl. Patriot No.95 A Medan 09:40.
[56] Tata Ibadah Gereja Methodis Indonesia, Jemaat: MARIA Sunggal, Distrik 2, Wilayah 1. Tanggal 22 Oktober 2017.
[57] Hasil Wawancara dengan Ls. Drs. S. Solin, MA, GMI MARIA, Sunggal Distrik 2 Wilayah I, Jl. Patriot No.95 A Medan 09:40.
[58]H.Berkhof, Sejarah Gereja, 252.
[59] F.D.Wellem, Riwayat Hidup Singkat, (Jakarta: Gunung Mulia, 2011), 188.
[60] BP. Simanjuntak, dkk, Ini Aku Utuslah Aku, 6.
[61]  Thomas Van Den End, Harta Dalam Bejana, 240.
[62] F.D.Wellem, Riwayat Hidup Singkat, (Jakarta: Gunung Mulia, 2011), 188.
[63] H. Berkhof, Sejarah Gereja, 253.
[64] Thomas Van Den End, Harta Dalam Bejana, 240.
[65]  Jonathan E. Culver, Sejarah Gereja Umum, 314.
[66] Tony Lane, Runtut Pijar, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), 182-183.
[67] BiropembinaanGMIktws.blogspot.co.id diakses pada 21 Oktober 2017, pukul 21.34.

PENCIPTAAN

PENCIPTAAN c. Penciptaan-Pemerintahan dan Pemeliharaan (Providential) d. Penciptaan-Pembebasan/ pemilihan (Praedestinasi) I.   ...