PENCIPTAAN
c. Penciptaan-Pemerintahan dan
Pemeliharaan (Providential)
d. Penciptaan-Pembebasan/ pemilihan
(Praedestinasi)
I.
Pendahuluan
pembahasan kita kali ini akan mengantarkan kita untuk mengetahui apa dan
bagaimana Allah sang Pencipta didalam memerintah,memelihara,membebaskan dan
memilih umat ciptaanNya. mari kita mengekuti pemaparan kita kali ini, dan semoga
memberikan pengetahuan yang baru dan lebih bagi kita masing-masing.
II.
Pembahasan
2.1.Pengertian
Penciptaan
Penciptaan
dalam teologi adalah sesuatu hal yang menyangkut kepedulian manusia akan
keberadaannya, sejauh kepedulian ini mengandung pertanyaan” dari mana” dan
meluas sampai mencakup kosmos[1]
dalam sejarah.[2] Penciptaan juga menekankan kepada perbedaan yang ada
di antara Tuhan Allah dan manusia, namun di lain pihak penciptaan juga
menunjukan kasih Allah kepada manusia. Penciptaan bukan hanya memisahkan tetapi
juga menghubungkan Tuhan Allah dan manusia.[3]
Selain itu, penciptaan juga dapat diartikan sebagai pemberitaan tentang
hubungan aktual antara Allah dengan dunia ini dan kita manusia. Dengan kata
lain berbicara tentang Allah berarti berbicara bagaimana kepeduliaan-Nya
terhadap dunia ini dan terhadap kita sendiri.[4]
Menurut
Karl Bart, penciptaan adalah karya Tuhan Allah untuk mempersiapkan adanya ruang
dan kemungkinan bagi keselamatan yang akan dikerjakan oleh Tuhan Allah didalam
Yesus Kristus, jadi Penciptaan itu adalah suatu keharusan. Karena apabila Tuhan
Allah tidak menciptakan alam semesta dan manusia, tidak mungkin Kristus itu
dilahirkan dan disalibkan.[5]
2.2.Pengertian
Pemerintahan Allah
Allah Berpartisipasi
aktif dalam setiap kejadian untuk menunjukan tujuan pemerintahan-Nya di dunia.
Ia menata, mengatur, dan mengarahkan secara paripurna urusan dan tindakan semua
ciptaan sesuai dengan hikmat, keadilan, dan kebaikanNya demi kemuliaan nama-Nya
dan kesejahteraan manusia.[6]
Allah memerintah dunia
dengan maksud untuk membahagiakan makhluk ciptaan-Nya. Allah juga memerintah
dunia dengan tujuan untuk pengembangan mental dan moral umat manusia, untuk
menyelamatkan dan mempersiapkan suatu umat milik-Nya sendiri. Adapun
yang menjadi tujuan utama Pemerintahan Allah ialah kemuliaan-Nya sendiri. Ia
memerintah dengan tujuan menunjukan kesempurnaan-kesempurnaan-Nya: kesucianNya
dan keadilanNya, kuasaNya, hikmatNya, KasihNya, dan kebenaranNya. Dan tujuan utama
pemerintahan-Nya yang berdaulat ialah penyataan kemuliaanNya. Sebagaimana telah
dikatakanNya sendiri, “ Aku akan melakukan nya oleh karena Aku, ya oleh karena
Aku sendiri, sebab masakan nam-ku akan dinajiskan? Aku tidak akan memberikan
kemuliaan-Ku kepada yang lain “(Yesaya 48;11). Kebaikan Allah mempunyai tujuan yang penting, yaitu
menuntun orang kepada pertobatan (Roma 2:4).Secara khusus Allah mengusahakan kesejahteraan
anak-anakNya, karena pemazmur mengatakan, “Ia tidak menahan kebaikan dari orang
yang hidup tidak bercela” (Mazmur 84:12). [7] Memerintah dapat juga dikatakan menjuruskan
perkembangan kepada suattu maksud. Tuhan menjadikan segala sesuatu masing-masing
dengan maksudnya sendiri; dan Tuhan lah yang mengemudikan hingga maksudNya
tercapai. [8]
2.3.Pengertian
Pemeliharaan (Providential)
Secara Etimologis, kata “Providence” (bahasa inggris) yang diterjemahkan
sebagai pemeliharaan artinya melihat/mengetahui sebelumnya. Dari pemikiran
dasar ini maka kata ini mendapat kata kemudian mendapat arti menyediakan untuk
masa depan. Akan tetapi dalam teologi kata “Providence”
mendapat arti yang lebih khusus lagi, yaitu kegiatan berkesinambungan Allah
untuk menjadikan segenap peristiwa dibidang fisik, mental, moral melaksanakan
rencana yang telah ditetapkanNya, yaitu rencana yang merupakan pola utama Allah
dalam menciptakan alam semesta.[9]
Dunia yang telah diciptakan oleh Allah, tidak dilepaskan olehNya. Kita tidak
dibiarkan begitu saja oleh Tuhan. Ia mau mencampuri hidup kita. Kita didukung
dan dipimpin menurut rencanaNya, menuju Tujuan yang ditetapkan olehNya. Itulah
yang disebut dengan Pemeliharaan oleh Allah. Memelihara itu adalah lain
daripada menciptakan. Tuhan tidak melanjutkan pekerjaan menciptakan itu.
Tatkala Tuhan menciptakan bumi itu diberiNya hidup tersendiri. Akan tetapi,
bersama-sama dengan itu pada waktu yang sama, Tuhan juga bertindak didalam duni
dan sejarah. Dan didalam hidup manusia sendiri-sendiri. Tali kendali dunia
tidak akan lepas dariNya. Ia tidak akan pernah turun dari tahktaNya. Ia
menyelesaikan rencanaNya dan tetap memegang pimpinan, dengan melintasi tindakan
tindakan manusia, itulah rahasia pemeliharaan oleh Allah.[10]
Tindakan pemeliharaan diarahkan untuk menyatakan sigfat-sifat ini. Kekudusan
dan keadilanNyaditujukan dalam kebencianNya dan perlawananNya terhadap dosa.
Dalam arti yang sesungguhnya, tindakan pemeliharaan diarahkan untuk menjadikan
dan memelihara orang-orang kudus (Efesus 3:9-10; 5:25-27).[11]
Tuhan memelihara seisinya : artinya Tuhan menghindarkan alam dari tenaga-tenaga
yang merusaknya. Maka dari itu pemeliharaan harus dipandang sebagai aktivitas
(tindakan) yang sebetulnya seperti didalam firman Tuhan dinyatakan anatara lain
dalam Mazmur 104 : 30; Yohanes 5 :17; Ibrani 1;3. Manusia menjadi alat Tuhan.[12]
2.4.Pengertian
Pembebasan/ Pemilihan (Praedestinasi)
Praedestinasi adalah Allah yang menyatakan diriNya kepada kita sebagai
Allah perjanjian, yaitu Allah yang karena kasihNya yang tidak dapat kita pahami
mau bersama-sama dengan kita dan untuk kita. Penjelasan mengenai Praedestinasi
menurut Abineno dibagi atas empat bagian yaitu :
1.
Bahwa
yang mengambil inisiatif untuk predestinasi ialah Allah perjanjian. Hal itu Ia
lakukan bukan karena kebaikan kita, tetapi karena semata-semata karena Kasih
dan anugrahNya.
2.
Bahwa
Allah perjanjian ini tidak bergantung pada manusia. Ia mengambil keputusan
untuk menghubungkan diriNya dengan manusia.
3.
Predestinasi
adalah bentuk yang jelas dimana manusia dapat bersaksi tentang kepastiannya
akan kesetiaan Allah dan akan kenyataan, bahwa ia menjadi manusia dari Allah.
Untuk itulah Allah telah “mempredestinasinya”
artinya “menetapkannya sebelumnya.
4.
Apabila
dipikirkan secara mendalam bahwasanya predestinasi itu adalah suatu pengakuan ,
suatu puji-pujian manusia kepada Allah karena kasihNya. Kasihnya yang
menyatakan, bahwa ia dari mulanya telah ada bersama-sama dengan manusia dan
untuk manusia.
Dari predestinasi kita berpindah ke pemilihan.
Bahwasanya predestinasi tidak seratus persen pengertiannya sama dengan pemilihan. Yang dimana Predestinasi ialah
kehendak Allah yang kekal untuk membuat manusia untuk membuat manusia menjadi
partner-partnerNya. Sementara Pemilihan adalah alat yang Allah gunakan untuk
melaksanakan (= merealisasikan) KehendakNya itu.[13]
Hal itu jelas sekali kita baca dalam surat Efesus: “Di
dalam Kristus Allah telah memilih kita sebelum dunia diciptakan, supaya kita
kudus dan tidak bercacat di hadapanNya” (1:4). Allah tidak memilih hanya karena
Ia mau memilih saja. Ia memilih karena Ia
mempunyai maksud dengan pemilihanNya itu, yaitu supaya kita kudus dan tidak
bercacat di hadapanNya. Ini penting kita ingat! Pemilihan Allah - yaitu
PemilihanNya untuk “keselamatan” (bnd 2 Tes 2:13) – bukanlah suatu ajaran yang
berdiri sendiri dan yang terlepas dari kesaksian-kesaksian lain dalam Alkitab.[14]
2.5.Konsep pembebasan/pemilihan
Dalam Alkitab
2.6.1. Kosep
Perjanjian Lama
Di dalam PL umpamanya di Ul. 7:6-8, disebutkan, bahwa
Tuhan Allah karena kasihnya semata mata telah memilih Israel dari segala bangsa
di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangannya. Hal ini sungguh bukan karna
jumlah Israel yang lebih banyak dari bangsa manapun, atau karena jumlahnya yang
paling kecil, akan tetapi karena Tuhan Allah memegang sumpahnya yang telah
diikrarkannya kepada nenek moyang Israel. Dari kata kata ini jelaslah, bahwa di
dalam PL pemilihan Tuhan Allah adalah karya Allah yang dinyatakan di dalam
sejarah Israel itu tampak, bahwa Tuhan Allah. Telah memanggil Abraham, Isah dan
Yakub serta Israel. Pemilihan Tuhan Allah bukanlah salah satu teori melainkan
suatu kenyataan yang dinyatakan dalam sejarah. Oleh karena itu maka dalam Yes:
41:7, Tuhan Allah itu sendiri. Hal ini terbukti dari kehidupan Israel (bnd. Yes
65:9, 15, 22), jadi pemilihan Tuhan Allah bukan ditujukan kepada perorangan.
Seluruh Israel itulah umat pilihan Allah.[15]
2.6.2. Konsep
Perjanjian Baru
Di dalam PB disebutkan juga bahwa pilihan Tuhan Allah
yang ditujukan pada umatnya itu berdasarkan kasihnya, bukan karena kebaikan
manusia. Hal ini terlebih-lebih tampak dari hal ini bahwa menurut P.B. Semua
manusia telah kehilangan kemuliaan Allah (Rm. 3:23). Mereka dibenarkan karena
kasih karunia semata-mata (Rm. 3:24).
Dan melalui Karena karya roh kudus (Rm. 8:1). Jadi keselamatan manusia
itu hanya berdasarkan karya Tuhan Allah semata-mata : dialah yang menentukannya
(Rm. 8:30), sehingga hanya kasih karunia yang memilih itulah yang patut dipuji,
selain dari pada itu P. B. Juga mengungkapkan, bahwa pemilihan Tuhan Allah itu
dilakukan sebelum dunia dijadikannya (Ef. 1:40)[16]
2.6.Perbedaan
antara Penciptaan dan Pemeliharaan
Perbedaan antara
penciptaan dan pemeliharaan dapat kita tentukan atas dasar kenyataan bahwa penciptaan
yang keluar dari ketidakadaan, berbeda dengan pemeliharaan. Pemeliharaan dapat
disebut Creatio mediata, sedangkan
penciptaan dinamai Creatio Immediata. Menurut
P.Althaus, didalam istilah penciptaan terdapat suatu unsur permulaan, sedangkan
istilah pemeliharaan mengandung unsur berdiri tetapnya dan merupakan suatu
kejadian yang terus menerus. Althaus mengatakan bahwa yang diciptakan tidak
mempunyai kekuatan untuk berada tetap, suatu keberadaan yang menetap terjadi
hanya melalui pekerjaan kemauan sang-Pencipta. Peristiwa penciptaan bukan suatu
yang hanya satu kali dan berlalu saja, melainkan masih menetap dan hadir terus
menerus; Akan tetapi meskipun dari kedua bentuk penciptaan dan pemeliharaan
memiliki makna yang berbeda, kedua bentuk tersebut tidak dapat dipisahkan sebab
penciptaan dan pemeliharaan itu memiliki hubungan yang sangat erat.[17]
III.
Kesimpulan
Dari Pemaparan saya
diatas dapat saya simpulkan bahwa Tuhan Allah menciptakan memiliki fungsi
tertentu yaitu untuk memenuhi seluruh bumi. Allah menciptakan segala yang ada
di bumi kemudian diciptakannyalah manusia yang dimana manusia inilah yang
menjadi alat perantara yang digunakan Allah untuk menjaga segala yang ada di
bumi dan manusia lah yang memerintah atas segala ciptaan Allah. Setelah manusia
memerintah atas segala yang ada dibumi, maka manusia juga diberikan Tuhan kuasa
untuk memelihara atas segala yang di bumi agar apa yang sudah di ciptakan oleh
Tuhan itu baik adanya, akan tetapi perlu diketahui juga bahwa manusia hanyalah
perpanjangan tangan dari pada Tuhan untuk memelihara segalanya, Tuhan lah yang
memelihara akan tetapi manusia dipakai sebagai perantara.
IV.
Daftar
Pustak
C.Henry. Thiessen, Teologi Sistematika,Wm.B. Eerdmans
Publisihng Company 1979
Ch.J.L. Abineno,Pokok-Pokok Penting dari Iman Kristen,
Hadiwijono Harun, Iman Kristen Jakarta: BPK-Gunung Mulia,
2016
Hadiwijono,Harun Iman Kristen,
Kosmos
berasal dari bahasa Yunani yaitu κόσμος
yang berarti keteraturan atau susunan yang teratur.
Pedoman
Dogma
Soedarmo.R.
Iktisar Dogmatika, Jakarta:Gunung
Mulia, 2011
Syukur Nico Dister, Teologi Sitematika 2 Yogyakarta:
KANISIUS, 2004
van G.C. Niftrik dan B.J.
Boland, Dogmatika Masa Kini Jakarta:
BPK-Gunung Mulia, 2016
W.A.Edward
Koehler,Inti Sari Ajaran Kristen,
Oakland California ,1951
[1] Kosmos berasal dari bahasa
Yunani yaitu κόσμος yang
berarti keteraturan atau susunan yang teratur.
[2] Nico Syukur Dister, Teologi Sitematika 2 (Yogyakarta: KANISIUS, 2004), 41.
[3] Harun Hadiwijono, Iman Kristen (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2016), 148.
[5] Harun Hadiwijono, Iman Kristen (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2016),149-150
[6] Edward W.A. Koehler,Inti Sari Ajaran Kristen,( Oakland
California ,1951), 44
[8] R. Soedarmo. Iktisar Dogmatika, (Jakarta:Gunung
Mulia, 2011), 146
[9] Henry. C. Thiessen, Teologi Sistematika,(Wm.B. Eerdmans Publisihng Company 1979), 188
[10] J. Verkuyl, Aku Percaya, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia
1987), 63
[11] Henry. C. Thiessen, Teologi Sistematika,(Wm.B. Eerdmans Publisihng Company 1979),
194
[12] R. Soedarmo. Iktisar Dogmatika, (Jakarta:Gunung
Mulia, 2011), 146
[13]
J.L.Ch. Abineno,Pokok-Pokok Penting dari Iman Kristen, 69-70
[14]
J.L.Ch. Abineno,Pokok-Pokok Penting dari Iman Kristen, 73
[15]
Harun Hadiwijono, Iman
Kristen, 287
[16]
Harun Hadiwijono, Iman
Kristen, 288
[17]
Theol. Dieter Becker, Pedoman Dogma,(Jakarta:
PT BPK-Gunung Mulia 2015),
Tidak ada komentar:
Posting Komentar