Minggu, 25 Maret 2018

PENCIPTAAN


PENCIPTAAN
c. Penciptaan-Pemerintahan dan Pemeliharaan (Providential)
d. Penciptaan-Pembebasan/ pemilihan (Praedestinasi)

I.                Pendahuluan
pembahasan kita kali ini akan mengantarkan kita untuk mengetahui apa dan bagaimana Allah sang Pencipta didalam memerintah,memelihara,membebaskan dan memilih umat ciptaanNya. mari kita mengekuti pemaparan kita kali ini, dan semoga memberikan pengetahuan yang baru dan lebih bagi kita masing-masing.
II.              Pembahasan

2.1.Pengertian Penciptaan
Penciptaan dalam teologi adalah sesuatu hal yang menyangkut kepedulian manusia akan keberadaannya, sejauh kepedulian ini mengandung pertanyaan” dari mana” dan meluas sampai mencakup kosmos[1] dalam sejarah.[2] Penciptaan juga menekankan kepada perbedaan yang ada di antara Tuhan Allah dan manusia, namun di lain pihak penciptaan juga menunjukan kasih Allah kepada manusia. Penciptaan bukan hanya memisahkan tetapi juga menghubungkan Tuhan Allah dan manusia.[3] Selain itu, penciptaan juga dapat diartikan sebagai pemberitaan tentang hubungan aktual antara Allah dengan dunia ini dan kita manusia. Dengan kata lain berbicara tentang Allah berarti berbicara bagaimana kepeduliaan-Nya terhadap dunia ini dan terhadap kita sendiri.[4] Menurut Karl Bart, penciptaan adalah karya Tuhan Allah untuk mempersiapkan adanya ruang dan kemungkinan bagi keselamatan yang akan dikerjakan oleh Tuhan Allah didalam Yesus Kristus, jadi Penciptaan itu adalah suatu keharusan. Karena apabila Tuhan Allah tidak menciptakan alam semesta dan manusia, tidak mungkin Kristus itu dilahirkan dan disalibkan.[5]

2.2.Pengertian Pemerintahan Allah
Allah Berpartisipasi aktif dalam setiap kejadian untuk menunjukan tujuan pemerintahan-Nya di dunia. Ia menata, mengatur, dan mengarahkan secara paripurna urusan dan tindakan semua ciptaan sesuai dengan hikmat, keadilan, dan kebaikanNya demi kemuliaan nama-Nya dan kesejahteraan manusia.[6] Allah memerintah dunia dengan maksud untuk membahagiakan makhluk ciptaan-Nya. Allah juga memerintah dunia dengan tujuan untuk pengembangan mental dan moral umat manusia, untuk menyelamatkan dan mempersiapkan suatu umat milik-Nya sendiri. Adapun yang menjadi tujuan utama Pemerintahan Allah ialah kemuliaan-Nya sendiri. Ia memerintah dengan tujuan menunjukan kesempurnaan-kesempurnaan-Nya: kesucianNya dan keadilanNya, kuasaNya, hikmatNya, KasihNya, dan kebenaranNya. Dan tujuan utama pemerintahan-Nya yang berdaulat ialah penyataan kemuliaanNya. Sebagaimana telah dikatakanNya sendiri, “ Aku akan melakukan nya oleh karena Aku, ya oleh karena Aku sendiri, sebab masakan nam-ku akan dinajiskan? Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain “(Yesaya 48;11). Kebaikan Allah mempunyai tujuan yang penting, yaitu menuntun orang kepada pertobatan (Roma 2:4).Secara khusus Allah mengusahakan kesejahteraan anak-anakNya, karena pemazmur mengatakan, “Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela” (Mazmur 84:12). [7]  Memerintah dapat juga dikatakan menjuruskan perkembangan kepada suattu maksud. Tuhan menjadikan segala sesuatu masing-masing dengan maksudnya sendiri; dan Tuhan lah yang mengemudikan hingga maksudNya tercapai. [8]
2.3.Pengertian Pemeliharaan (Providential)
Secara Etimologis, kata “Providence” (bahasa inggris) yang diterjemahkan sebagai pemeliharaan artinya melihat/mengetahui sebelumnya. Dari pemikiran dasar ini maka kata ini mendapat kata kemudian mendapat arti menyediakan untuk masa depan. Akan tetapi dalam teologi kata “Providence” mendapat arti yang lebih khusus lagi, yaitu kegiatan berkesinambungan Allah untuk menjadikan segenap peristiwa dibidang fisik, mental, moral melaksanakan rencana yang telah ditetapkanNya, yaitu rencana yang merupakan pola utama Allah dalam menciptakan alam semesta.[9] Dunia yang telah diciptakan oleh Allah, tidak dilepaskan olehNya. Kita tidak dibiarkan begitu saja oleh Tuhan. Ia mau mencampuri hidup kita. Kita didukung dan dipimpin menurut rencanaNya, menuju Tujuan yang ditetapkan olehNya. Itulah yang disebut dengan Pemeliharaan oleh Allah. Memelihara itu adalah lain daripada menciptakan. Tuhan tidak melanjutkan pekerjaan menciptakan itu. Tatkala Tuhan menciptakan bumi itu diberiNya hidup tersendiri. Akan tetapi, bersama-sama dengan itu pada waktu yang sama, Tuhan juga bertindak didalam duni dan sejarah. Dan didalam hidup manusia sendiri-sendiri. Tali kendali dunia tidak akan lepas dariNya. Ia tidak akan pernah turun dari tahktaNya. Ia menyelesaikan rencanaNya dan tetap memegang pimpinan, dengan melintasi tindakan tindakan manusia, itulah rahasia pemeliharaan oleh Allah.[10] Tindakan pemeliharaan diarahkan untuk menyatakan sigfat-sifat ini. Kekudusan dan keadilanNyaditujukan dalam kebencianNya dan perlawananNya terhadap dosa. Dalam arti yang sesungguhnya, tindakan pemeliharaan diarahkan untuk menjadikan dan memelihara orang-orang kudus (Efesus 3:9-10; 5:25-27).[11] Tuhan memelihara seisinya : artinya Tuhan menghindarkan alam dari tenaga-tenaga yang merusaknya. Maka dari itu pemeliharaan harus dipandang sebagai aktivitas (tindakan) yang sebetulnya seperti didalam firman Tuhan dinyatakan anatara lain dalam Mazmur 104 : 30; Yohanes 5 :17; Ibrani 1;3. Manusia menjadi alat Tuhan.[12]
2.4.Pengertian Pembebasan/ Pemilihan (Praedestinasi)
Praedestinasi adalah Allah yang menyatakan diriNya kepada kita sebagai Allah perjanjian, yaitu Allah yang karena kasihNya yang tidak dapat kita pahami mau bersama-sama dengan kita dan untuk kita. Penjelasan mengenai Praedestinasi menurut Abineno dibagi atas empat bagian yaitu :
1.     Bahwa yang mengambil inisiatif untuk predestinasi ialah Allah perjanjian. Hal itu Ia lakukan bukan karena kebaikan kita, tetapi karena semata-semata karena Kasih dan anugrahNya.
2.     Bahwa Allah perjanjian ini tidak bergantung pada manusia. Ia mengambil keputusan untuk menghubungkan diriNya dengan manusia.
3.     Predestinasi adalah bentuk yang jelas dimana manusia dapat bersaksi tentang kepastiannya akan kesetiaan Allah dan akan kenyataan, bahwa ia menjadi manusia dari Allah. Untuk itulah Allah telah “mempredestinasinya”  artinya “menetapkannya sebelumnya.
4.     Apabila dipikirkan secara mendalam bahwasanya predestinasi itu adalah suatu pengakuan , suatu puji-pujian manusia kepada Allah karena kasihNya. Kasihnya yang menyatakan, bahwa ia dari mulanya telah ada bersama-sama dengan manusia dan untuk manusia.
Dari predestinasi kita berpindah ke pemilihan. Bahwasanya predestinasi tidak seratus persen pengertiannya sama dengan  pemilihan. Yang dimana Predestinasi ialah kehendak Allah yang kekal untuk membuat manusia untuk membuat manusia menjadi partner-partnerNya. Sementara Pemilihan adalah alat yang Allah gunakan untuk melaksanakan (= merealisasikan) KehendakNya itu.[13]
Hal itu jelas sekali kita baca dalam surat Efesus: “Di dalam Kristus Allah telah memilih kita sebelum dunia diciptakan, supaya kita kudus dan tidak bercacat di hadapanNya” (1:4). Allah tidak memilih hanya karena Ia mau memilih saja. Ia memilih karena Ia mempunyai maksud dengan pemilihanNya itu, yaitu supaya kita kudus dan tidak bercacat di hadapanNya. Ini penting kita ingat! Pemilihan Allah - yaitu PemilihanNya untuk “keselamatan” (bnd 2 Tes 2:13) – bukanlah suatu ajaran yang berdiri sendiri dan yang terlepas dari kesaksian-kesaksian lain dalam Alkitab.[14]
2.5.Konsep pembebasan/pemilihan Dalam Alkitab
2.6.1.   Kosep Perjanjian Lama
            Di dalam PL umpamanya di Ul. 7:6-8, disebutkan, bahwa Tuhan Allah karena kasihnya semata mata telah memilih Israel dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangannya. Hal ini sungguh bukan karna jumlah Israel yang lebih banyak dari bangsa manapun, atau karena jumlahnya yang paling kecil, akan tetapi karena Tuhan Allah memegang sumpahnya yang telah diikrarkannya kepada nenek moyang Israel. Dari kata kata ini jelaslah, bahwa di dalam PL pemilihan Tuhan Allah adalah karya Allah yang dinyatakan di dalam sejarah Israel itu tampak, bahwa Tuhan Allah. Telah memanggil Abraham, Isah dan Yakub serta Israel. Pemilihan Tuhan Allah bukanlah salah satu teori melainkan suatu kenyataan yang dinyatakan dalam sejarah. Oleh karena itu maka dalam Yes: 41:7, Tuhan Allah itu sendiri. Hal ini terbukti dari kehidupan Israel (bnd. Yes 65:9, 15, 22), jadi pemilihan Tuhan Allah bukan ditujukan kepada perorangan. Seluruh Israel itulah umat pilihan Allah.[15]

2.6.2.   Konsep Perjanjian Baru
            Di dalam PB disebutkan juga bahwa pilihan Tuhan Allah yang ditujukan pada umatnya itu berdasarkan kasihnya, bukan karena kebaikan manusia. Hal ini terlebih-lebih tampak dari hal ini bahwa menurut P.B. Semua manusia telah kehilangan kemuliaan Allah (Rm. 3:23). Mereka dibenarkan karena kasih karunia semata-mata (Rm. 3:24).  Dan melalui Karena karya roh kudus (Rm. 8:1). Jadi keselamatan manusia itu hanya berdasarkan karya Tuhan Allah semata-mata : dialah yang menentukannya (Rm. 8:30), sehingga hanya kasih karunia yang memilih itulah yang patut dipuji, selain dari pada itu P. B. Juga mengungkapkan, bahwa pemilihan Tuhan Allah itu dilakukan sebelum dunia dijadikannya (Ef. 1:40)[16]
 
2.6.Perbedaan antara Penciptaan dan Pemeliharaan
Perbedaan antara penciptaan dan pemeliharaan dapat kita tentukan atas dasar kenyataan bahwa penciptaan yang keluar dari ketidakadaan, berbeda dengan pemeliharaan. Pemeliharaan dapat disebut Creatio mediata, sedangkan penciptaan dinamai Creatio Immediata. Menurut P.Althaus, didalam istilah penciptaan terdapat suatu unsur permulaan, sedangkan istilah pemeliharaan mengandung unsur berdiri tetapnya dan merupakan suatu kejadian yang terus menerus. Althaus mengatakan bahwa yang diciptakan tidak mempunyai kekuatan untuk berada tetap, suatu keberadaan yang menetap terjadi hanya melalui pekerjaan kemauan sang-Pencipta. Peristiwa penciptaan bukan suatu yang hanya satu kali dan berlalu saja, melainkan masih menetap dan hadir terus menerus; Akan tetapi meskipun dari kedua bentuk penciptaan dan pemeliharaan memiliki makna yang berbeda, kedua bentuk tersebut tidak dapat dipisahkan sebab penciptaan dan pemeliharaan itu memiliki hubungan yang sangat erat.[17]
III.            Kesimpulan
Dari Pemaparan saya diatas dapat saya simpulkan bahwa Tuhan Allah menciptakan memiliki fungsi tertentu yaitu untuk memenuhi seluruh bumi. Allah menciptakan segala yang ada di bumi kemudian diciptakannyalah manusia yang dimana manusia inilah yang menjadi alat perantara yang digunakan Allah untuk menjaga segala yang ada di bumi dan manusia lah yang memerintah atas segala ciptaan Allah. Setelah manusia memerintah atas segala yang ada dibumi, maka manusia juga diberikan Tuhan kuasa untuk memelihara atas segala yang di bumi agar apa yang sudah di ciptakan oleh Tuhan itu baik adanya, akan tetapi perlu diketahui juga bahwa manusia hanyalah perpanjangan tangan dari pada Tuhan untuk memelihara segalanya, Tuhan lah yang memelihara akan tetapi manusia dipakai sebagai perantara.

IV.            Daftar Pustak
C.Henry. Thiessen, Teologi Sistematika,Wm.B. Eerdmans Publisihng Company 1979
Ch.J.L. Abineno,Pokok-Pokok Penting dari Iman Kristen,
Hadiwijono Harun, Iman Kristen Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2016
Hadiwijono,Harun Iman Kristen,
Kosmos berasal dari bahasa Yunani yaitu κόσμος yang berarti keteraturan atau susunan yang teratur.
Pedoman Dogma
Soedarmo.R. Iktisar Dogmatika, Jakarta:Gunung Mulia, 2011
Syukur Nico Dister, Teologi Sitematika 2 Yogyakarta: KANISIUS, 2004
van G.C. Niftrik dan B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2016
W.A.Edward Koehler,Inti Sari Ajaran Kristen, Oakland California ,1951



[1] Kosmos berasal dari bahasa Yunani yaitu κόσμος yang berarti keteraturan atau susunan yang teratur.
[2] Nico Syukur Dister, Teologi Sitematika 2 (Yogyakarta: KANISIUS, 2004), 41.
[3] Harun Hadiwijono, Iman Kristen (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2016), 148.
[4]  G.C. van Niftrik dan B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2016), 127.
[5] Harun Hadiwijono, Iman Kristen (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2016),149-150
[6] Edward W.A. Koehler,Inti Sari Ajaran Kristen,( Oakland California ,1951), 44
[7] Henry. C. Thiessen, Teologi Sistematika,(Wm.B. Eerdmans Publisihng Company 1979), 193-195
[8] R. Soedarmo. Iktisar Dogmatika, (Jakarta:Gunung Mulia, 2011), 146
[9] Henry. C. Thiessen, Teologi Sistematika,(Wm.B. Eerdmans Publisihng Company 1979), 188
[10] J. Verkuyl,  Aku Percaya, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia 1987), 63
[11] Henry. C. Thiessen, Teologi Sistematika,(Wm.B. Eerdmans Publisihng Company 1979), 194
[12] R. Soedarmo. Iktisar Dogmatika, (Jakarta:Gunung Mulia, 2011), 146
[13] J.L.Ch. Abineno,Pokok-Pokok Penting dari Iman Kristen, 69-70
[14] J.L.Ch. Abineno,Pokok-Pokok Penting dari Iman Kristen, 73
[15] Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 287
[16] Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 288
[17] Theol. Dieter Becker, Pedoman Dogma,(Jakarta: PT BPK-Gunung Mulia 2015),

PENCIPTAAN

PENCIPTAAN c. Penciptaan-Pemerintahan dan Pemeliharaan (Providential) d. Penciptaan-Pembebasan/ pemilihan (Praedestinasi) I.   ...